Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Tiga pesawat tempur legendaris A-4 Sky Hawk dari Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin telah mengarungi langit Indonesia untuk terakhir kalinya dalam sebuah misi yang menggetarkan hati.
Perjalanan ikonik ini menyaksikan pesawat-pesawat tersebut menuju destinasi terakhirnya di Lanud Adisutjipto, Yogyakarta.
Penerbangan ini dipimpin oleh Mayor Pnb Jemi Trisonjaya, dengan Mayor Pnb Singgih sebagai Wing Man 3 dan Kapten Pnb Bambang Pramuhadi sebagai Wing Man 2.
Namun, di tengah perjalanan, Kapten Pnb Bambang Pramuhadi mengalami gangguan mesin yang memaksa pesawatnya harus mendarat darurat di Lanud Iswahjudi.
Dengan semangat tak kenal menyerah, Kapten Pnb Bambang Pramuhadi melanjutkan penerbangannya menggunakan Pesawat AS-202 Bravo, sementara dua pesawat A-4 Sky Hawk lainnya melanjutkan perjalanan ke Lanud Adisutjipto.
Tiba di Lanud Adisutjipto, Mayor Pb Jemi Trisonjaya dengan tulus menyerahkan dua Pesawat A-4 Sky Hawk kepada Danlanud Adisutjito Marsma TNI Benyamin Dandel, sebuah momen penuh haru yang menjadi bagian dari kisah monumental bagi anggota penerbang dan teknisi dalam misi terakhir pesawat ini.
Setelah acara penyerahan pesawat, ketiga penerbang itu bersujud dan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Perasaan sedih dan bangga menyatu di hati mereka. Sedih karena pesawat telah menjadi rekan setia mereka selama bertahun-tahun, tetapi juga bangga karena berhasil menyelesaikan misi terakhir dengan gemilang bersama Pesawat A-4 Sky Hawk.
Pesawat A-4 Sky Hawk memiliki sejarah yang mendalam di Indonesia, tiba pertama kali pada tanggal 4 Mei 1980 melalui Operasi Alpha, proyek besar yang dilakukan oleh TNI AU untuk mengadaan 32 pesawat tempur A-4 Sky Hawk.
Operasi Alpha, yang dimulai pada pertengahan tahun 1979 dengan mengirimkan para teknisi ke negara produsen dan para penerbang, menjadi titik awal kehadiran pesawat-pesawat ini sebagai kekuatan baru TNI AU.
Pada tahun 1982, Indonesia kembali menambah 16 pesawat A-4 Sky Hawk dan mengaktifkan kembali Skadron Udara 12 Lanud Iswahjudi.
Namun, pada tanggal 28 Maret 1985, Skadron Udara 12 dipindahkan ke Lanud Pekanbaru (sek. Roesmin Nurjadin), dan Skadron Udara 11 dipindahkan ke Lanud Hasanuddin Makassar (sek. Sultan Hasanuddin), di mana mereka bersinar dan menorehkan sejarah gemilang.
Kehadiran pesawat A-4 Sky Hawk telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam perjalanan sejarah TNI AU.
Monumen A-4 Sky Hawk yang berdiri di AAU, Muspusdirla, dan Lanud Iswahjudi menjadi simbol pengabdian dan dedikasi para penerbang dan teknisi yang terlibat dalam perawatan serta misi-misi bersejarah pesawat ini.
Meskipun terbang mengangkasa untuk terakhir kalinya, pesawat A-4 Sky Hawk akan selalu hidup dalam hati para pejuang langit Indonesia, menceritakan cerita mengharukan tentang keberanian dan pengabdian mereka untuk menjaga kedaulatan udara negara tercinta.