Media90 – China kini tengah mempertimbangkan investasi sebesar 830 juta Dolar AS atau setara dengan Rp6,1 triliun dalam pengembangan baterai solid-state.
Dilansir dari Arena EV pada Selasa (4/6/2024), negara tersebut bersiap untuk mengalirkan dana dalam penelitian dan pengembangan teknologi mutakhir ini.
Menurut situs web tersebut, China bertekad untuk mempercepat evolusi teknologi kendaraan, khususnya kendaraan listrik.
Inisiatif ini didukung oleh pemerintah dan beberapa perusahaan kendaraan listrik terkemuka di China, termasuk CATL, BYD, FAW, SAIC, WeLion, dan Geely.
Kolaborasi antara para raksasa industri ini dalam pengembangan teknologi baterai solid-state yang inovatif diharapkan akan menghasilkan pendekatan baru seperti polimer dan sulfida.
Investasi besar ini mencerminkan pengakuan China akan potensi besar baterai solid-state yang diklaim memiliki keunggulan dibandingkan dengan baterai lithium, yakni kepadatan energi yang lebih tinggi, keamanan yang lebih baik, dan biaya yang lebih rendah.
Dengan semakin berkembangnya investasi di seluruh dunia, China berambisi mempertahankan posisi terdepannya di pasar kendaraan listrik.
Langkah ini diharapkan akan merangsang investasi lebih lanjut dari perusahaan-perusahaan di seluruh rantai industri, yang berpotensi menciptakan pasar senilai triliunan Renminbi (RMB).
Kenaikan investasi ini diharapkan dapat mempercepat transisi global menuju pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Sebelumnya, merek asal China, Nio, telah menjajaki teknologi baterai semi solid-state 150-kWh yang diperkenalkan pada sedan ET7 mereka.
Namun, biaya tinggi teknologi canggih ini masih menjadi hambatan besar menurut pihak Nio. Qin Lihong, pendiri dan Presiden Nio, mengungkapkan bahwa harga paket baterai tersebut sebanding dengan biaya mobil termurah mereka, ET5.
Gotion, pabrikan baterai lainnya, juga baru-baru ini meluncurkan baterai solid-state miliknya. Diklaim memiliki kepadatan baterai sebesar 350 Wh/kg, perusahaan ini memproyeksikan akan memulai produksi volume kecil pada tahun 2027 mendatang.
Bahkan CATL, produsen baterai raksasa, memiliki tujuan yang sama untuk mencapai produksi volume kecil baterai jenis ini pada tahun 2027.
Perusahaan ini mengklaim sebagai yang terdepan dalam produksi baterai solid-state dan memiliki inventaris teknologi yang sangat besar.