BERITA

Revolusi Diagnosa Penyakit Anggrek: Peneliti Unila Luncurkan Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Android di Kebun Raya Liwa

314
×

Revolusi Diagnosa Penyakit Anggrek: Peneliti Unila Luncurkan Aplikasi Sistem Pakar Berbasis Android di Kebun Raya Liwa

Sebarkan artikel ini
Peneliti Unila Kembangkan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam Berbasis Android di Kebun Raya Liwa
Peneliti Unila Kembangkan Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam Berbasis Android di Kebun Raya Liwa

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Di tengah semarak kegiatan pengabdian kepada masyarakat, Universitas Lampung (Unila) mengambil langkah signifikan dalam memanfaatkan potensi alamiah anggrek melalui proyek diseminasi hasil riset berjudul “Implementasi Aplikasi Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam Berbasis Android.”

Bertempat di Kebun Raya Liwa, Lampung Barat, kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan dan mengaplikasikan teknologi berbasis android dalam diagnosis penyakit anggrek alam, serta pengendaliannya untuk keberlanjutan dan konservasi.

Para pelaku utama dari kegiatan ini adalah beberapa dosen dari Jurusan Ilmu Komputer dan Biologi, Fakultas MIPA Unila, yakni Prof. Admi Syarif, Ph.D., Dr. Mahfut, M.Sc., Dra. Tundjung Tripeni Handayani, M.S., Dr. Sri Wahyuningsih, M.Sc., dan Dr. Kurnia Muludi, M.Sc. Kegiatan ini juga dimeriahkan oleh kehadiran berbagai pihak, seperti Kepala Bidang Pengelolaan dan Pengendalian Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Lampung Barat, Kepala UPTD Kebun Raya Liwa, serta karyawan dan mahasiswa.

Kebun Raya Liwa, yang merupakan bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), merupakan tempat yang relevan untuk menjalankan proyek ini.

Baca Juga:  Tiga Dosen IIB Darmajaya Mengukir Prestasi dengan Sertifikasi BNSP sebagai Konsultan Inkubator Bisnis

Salah satu koleksi unggulan di Kebun Raya Liwa adalah anggrek alam, jenis tumbuhan endemik dari Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) yang memiliki peran penting dalam pemuliaan tanaman.

Konservasi anggrek alam menjadi penting karena populasi mereka di habitat aslinya terancam oleh deforestasi dan aktivitas manusia yang berlebihan.

Selain itu, infeksi penyakit juga menjadi tantangan dalam upaya budidaya dan pengembangan anggrek alam.

Koleksi anggrek di Kebun Raya Liwa, hasil kerjasama antara LIPI dan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, adalah produk dari eksplorasi di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan hutan lindung di ketinggian 0–2.000 meter di atas permukaan laut.

Sejak tahun 2011, upaya pengayaan koleksi tumbuhan ini telah dilakukan, membawa jumlah total koleksi anggrek menjadi 805 spesimen, termasuk 425 nomor koleksi dengan 60 marga dan 214 jenis yang teridentifikasi.

Namun, tantangan dalam konservasi dan perkembangan anggrek tidak hanya terbatas pada aspek lingkungan.

Baca Juga:  Partai Nasdem Alihkan Dukungan Pilkada Tanggamus 2024 dari Dewi Handajani ke Saleh Asnawi Menjelang Pendaftaran ke KPU

Penyakit-penyakit seperti virus, bakteri, dan jamur juga telah terdeteksi pada anggrek alam di Kebun Raya Liwa.

Karyawan dan teknisi lapangan di Kebun Raya Liwa belum memiliki pengetahuan yang memadai dalam mengidentifikasi dan mengendalikan penyakit-penyakit ini.

Dalam upaya memecahkan masalah ini, kegiatan PKM-DHR dilakukan sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya yang berjudul “Implementasi Metode Profile Matching Pada Sistem Pakar Penyakit Anggrek Alam di Kebun Raya Liwa Berbasis Web.”

Proyek ini bertujuan untuk mengembangkan metode diagnosis dan pengendalian penyakit anggrek alam melalui aplikasi sistem pakar berbasis android yang lebih efektif dan efisien.

Melalui pelatihan, penyuluhan, dan diskusi, tim pengabdian berusaha untuk mentransfer pengetahuan kepada para peserta.

Aplikasi yang dikembangkan memiliki fitur diagnosa penyakit, informasi tentang pestisida yang sesuai, panduan penggunaan, serta tips pengendalian penyakit anggrek.

Baca Juga:  Prof. Dr. Sazzli Kunjungi RSUD Abdul Moeloek, Diskusikan Operasi Jantung Terbuka

Diharapkan bahwa kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi Kebun Raya Liwa, memberdayakan mereka untuk melanjutkan pengembangan dan pengendalian penyakit anggrek alam secara mandiri.

Upaya ini tidak hanya berkontribusi pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga dalam menjaga kelestarian tumbuhan alam yang berharga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *