Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyambut dengan antusias pencapaian PLN dalam memproduksi green hydrogen melalui Green Hydrogen Plant (GHP) pertama di Indonesia.
GHP ini terletak di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Jakarta, dan merupakan hasil inovasi dari subholding PLN Nusantara Power.
Yang sangat mencengangkan adalah kemampuan GHP ini untuk memproduksi hingga 51 juta ton hidrogen per tahun.
Saat peresmian GHP pada Senin (9/10), Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi, menyatakan bahwa langkah PLN ini merupakan sebuah inisiasi yang sangat positif untuk mendukung pengembangan energi bersih di Indonesia.
Beliau mengungkapkan, “PLN memiliki cara yang paling cepat untuk menghasilkan green hydrogen. Kami awalnya berpikir bahwa produksi hidrogen hijau akan memerlukan waktu yang lama dengan penggunaan panas bumi atau panel surya. Namun, inovasi yang dilakukan oleh PLN telah mempercepat produksi green hydrogen di Indonesia.”
Yudo juga menjelaskan bahwa hidrogen hijau memiliki potensi besar sebagai game changer dalam menghadapi tantangan transisi energi.
Ke depannya, penggunaan hidrogen hijau sebagai bahan bakar alternatif akan sangat dibutuhkan oleh berbagai sektor industri.
Saat ini, pemerintah melalui Kementerian ESDM tengah merampungkan peta jalan nasional untuk penggunaan hidrogen.
Langkah progresif PLN dalam membangun GHP pertama ini menjadi bukti nyata dari strategi nasional tersebut.
Yudo menambahkan, “Tahun ini kita finalisasi nasional hydrogen strategy. Semoga bisa segera kita keluarkan. Alhamdulillah PLN sudah mendahului strategi ini. Sebelum buku strategi keluar, sudah ada buktinya.”
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa peresmian GHP pertama di Indonesia ini merupakan bukti komitmen PLN dalam mendukung upaya pemerintah dalam melakukan transisi energi. Ke depan, green hydrogen akan menjadi salah satu energi alternatif yang sangat penting.
“Hari ini menjadi bukti, we walk the talk bahwa komitmen ini kami wujudkan dalam bentuk nyata. Ke depan, GHP yang ada ini akan kami kembangkan di pembangkit-pembangkit kami, khususnya yang sejenis, sehingga produksinya bisa semakin besar,” ujar Darmawan.
Darmawan juga menegaskan bahwa GHP yang dikembangkan oleh PLN Nusantara Power (NP) merupakan hasil inovasi PLN dalam menghadapi tantangan transisi energi dengan memaksimalkan aset yang telah ada.
Inovasi terus akan dilakukan untuk memberikan nilai tambah bagi negara dan perusahaan. “Kami melihat potensi hydrogen plant yang bisa menghasilkan green hydrogen mampu memberikan nilai tambah dan prospek pengembangan bisnis ke depan,” tambah Darmawan.
Direktur Utama PLN NP, Ruly Firmansyah, menjelaskan bahwa selama ini perusahaan mereka telah menghasilkan grey hydrogen dari hydrogen plant yang sudah beroperasi.
Namun, dengan penggunaan solar PV dan didukung oleh Renewable Energy Certificate (REC), PLN NP kini memiliki GHP pertama di Indonesia.
Dengan memanfaatkan beberapa electrolyzer yang mengonsumsi daya sebanyak 2.795 Megawatt Hour (MWh) per tahun, PLN NP mampu menghasilkan 100% hidrogen hijau sebesar 51 ton per tahun.
Rully menekankan bahwa melalui pemanfaatan PLTS yang telah terpasang di PLTGU Muara Karang, hidrogen yang dihasilkan oleh GHP ini benar-benar bersifat hijau dan bebas emisi CO2, sehingga merupakan solusi energi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Melalui upaya ini, PLN NP berencana untuk menyediakan bahan baku alternatif bagi industri yang bergerak menuju sektor industri hijau.
Di masa depan, mereka juga akan mengembangkan green hydrogen storage yang dapat menyimpan hasil hidrogen hijau ini untuk digunakan di kemudian hari, menjadikan langkah ini sebagai salah satu tonggak penting dalam transisi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di Indonesia.