Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Di antara deretan mobil listrik BYD yang hadir di Indonesia, hanya model Seal yang memanfaatkan teknologi Cell To Body (CTB) pada baterainya.
Ini menjadi sebuah perbedaan yang signifikan jika dibandingkan dengan dua model lainnya, yakni Dolphin dan Atto 3, yang tidak dilengkapi dengan teknologi serupa.
Sebagaimana kita ketahui, mobil-mobil listrik BYD dikenal menggunakan teknologi baterai bernama Blade Battery.
Namun, khusus untuk model Seal, BYD menghadirkan teknologi CTB untuk mengintegrasikan baterai langsung ke dalam rangka mobil.
Ide dasarnya adalah menjadikan Blade Battery menyatu dengan struktur rangka mobil, yang menghasilkan rangka yang lebih kokoh dan meningkatkan handling secara signifikan.
Dalam penjelasannya, Jacob Ma, Head of Training BYD Asia Pasifik, membandingkan teknologi CTB dengan meletakkan sebuah handphone di dalam casing karet.
Handphone tersebut mewakili baterai, sedangkan casing karet adalah representasi dari rangka mobil. Saat keduanya terpisah, casing menjadi lembek dan mudah ditekuk.
Namun, ketika handphone berada dalam casing, struktur tersebut menjadi kokoh dan tidak mudah terpengaruh.
Alasan mengapa teknologi CTB hanya diterapkan pada model Seal adalah masalah waktu. Jacob Ma menjelaskan bahwa model Atto 3 dan Dolphin menggunakan teknologi Cell to Pack (CTP), bukan berarti teknologi ini lebih rendah.
CTP dari Blade Battery juga menawarkan tingkat kekuatan, kekakuan, dan keselamatan yang tinggi.
Harga yang lebih tinggi untuk model Seal juga menjadi cerminan dari teknologi yang lebih canggih yang ditawarkannya.
Seal dijual mulai dari Rp629 juta, sementara Atto 3 dan Dolphin dijual dengan harga mulai dari Rp515 juta dan Rp425 juta secara berturut-turut.
“Saya yakin di masa depan semua mobil BYD akan mengadopsi teknologi terbaru,” kata Jacob Ma, menandaskan komitmen BYD untuk terus berinovasi dan meningkatkan standar teknologi dalam produk-produknya.
