Media90 – Nama Daihatsu Zebra dan Espass pasti tidak asing bagi mereka yang mengikuti perkembangan mobil di Indonesia, terutama bagi generasi yang lahir di era 1980-an hingga 2000-an.
Kedua mobil ini bukan hanya sekadar kendaraan, melainkan ikon dari sebuah zaman, menjadi salah satu MPV favorit pada masa kejayaannya.
Daihatsu Zebra dan Espass bukan sekadar mobil keluarga biasa. Mereka merupakan pelopor penggunaan pintu model geser di Indonesia.
Namun, sayangnya, kini kehadiran keduanya hampir tak terlihat lagi di jalanan Jakarta. Padahal, keduanya pernah menjadi pilihan utama banyak keluarga di masa lalu.
Mari kita mengingat kembali sejarah dan perjalanan kedua mobil tersebut.
Sejarah Daihatsu Zebra dan Espass
Segalanya dimulai pada tahun 1972, ketika Daihatsu memperkenalkan Hijet S38 langsung dari Jepang.
Hijet S38, yang datang sebagai CBU, segera menarik minat masyarakat Indonesia yang menginginkan mobil dengan harga terjangkau.
Lima tahun kemudian, pada tahun 1977, Daihatsu mulai merencanakan perakitan lokal untuk Hijet S38.
Melihat pasar yang besar, Daihatsu kemudian merancang versi lokal dari Hijet yang diberi nama Hijet 55 Wide pada tahun 1979.
Popularitas Hijet terus meningkat, mendorong Daihatsu untuk terus berinovasi. Pada tahun 1986, Daihatsu memperkenalkan versi penyempurnaan dari Hijet, yang dikenal sebagai Zebra.
Daihatsu Zebra, yang diluncurkan pada tahun 1986, masih mempertahankan ciri khas Hijet, seperti desain bodi kotak dan mesin berkapasitas 1.000 cc.
Namun, pada tahun 1990, Daihatsu menghadirkan Zebra dengan mesin yang lebih besar, yakni 1.300 cc, yang dianggap lebih bertenaga.
Perubahan desain yang paling mencolok adalah penggunaan pintu geser pada sisi samping, menggantikan model pintu konvensional.
Kemunculan Daihatsu Zebra dan Espass
Daihatsu Zebra Espass mulai dipasarkan pada tahun 1995, dengan versi Espass Supervan menyusul pada tahun 1997.
Espass Supervan hadir dengan opsi lebih lengkap, termasuk AC, radio tape, pelek kaleng, dan penutup pilar interior.
Kesuksesan Daihatsu Zebra dan Espass sebagai mobil keluarga tidak bisa dipungkiri. Namun, pada tahun 2003,
Daihatsu memperkenalkan varian terbaru dengan nama Neo Zebra, dengan dua pilihan mesin: 1.300 cc dan 1.600 cc. Meskipun demikian, Zebra tidak lagi mendapat sambutan yang sama di era milenium.
Pada tahun 2007, Daihatsu resmi menggantikan Zebra dengan Gran Max sebagai penerusnya.
Spesifikasi Mesin Daihatsu Zebra Espass
Mobil-mobil era 1990-an hingga awal 2000-an menawarkan beragam pilihan mesin bagi konsumen.
Berikut adalah spesifikasi mesin Daihatsu Zebra Espass untuk pasar Indonesia:
- 1.6 Karburator (1994-2002)
- Kapasitas: 1.598 cc
- Tenaga: 87 hp
- Torsi: 141 Nm
- 1.3 Karburator (1994-2004)
- Kapasitas: 1.298 cc
- Tenaga: 75 hp
- Torsi: 115 Nm
- 1.5 EFI (2004-2007)
- Kapasitas: 1.495 cc
- Tenaga: 87 hp
- Torsi: 132 Nm
- 1.3 EFI (2004-2007)
- Kapasitas: 1.298 cc
- Tenaga: 78 hp
- Torsi: 119 Nm
Struktur Kaki-kaki Daihatsu Zebra Espass
Daihatsu Zebra Espass dikenal memiliki suspensi yang agak keras, terutama pada bagian belakang.
Ini disebabkan oleh struktur kaki-kaki yang didesain untuk mobil pekerja.
Di bagian depan, Daihatsu menggunakan MacPherson strut dengan double-action shock, sementara di bagian belakang, mereka menggunakan rigid axle with semi-elliptic leaf springs dengan double-action shock.
Kekurangan Daihatsu Espass
Walaupun masih ada peminatnya, Daihatsu Espass memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan oleh calon pembeli, di antaranya adalah:
- Mudah Overheat
- Espass cenderung mudah overheat, terutama saat dikendarai di kemacetan perkotaan.
- Suspensi Keras
- Suspensi Espass terkenal keras dan cenderung membuat penumpang merasa tidak nyaman.
- Gampang Karat
- Material bodi Espass cenderung mudah berkarat karena kualitasnya yang kurang baik.
- Distributor Rentan Kena Air
- Komponen distributor rentan terkena air, yang dapat menyebabkan masalah pada mesin.
Kesimpulan
Daihatsu Zebra dan Espass bukan sekadar mobil, melainkan kenangan manis bagi banyak orang di masa lalu.
Meskipun kini jarang terlihat di jalanan, keduanya tetap menjadi salah satu alternatif mobil murah yang layak dipertimbangkan.
Harga komponen yang terjangkau juga membuatnya masih bisa dipertahankan oleh para penggemarnya.