Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Pada pekan lalu, kami berkesempatan untuk melakukan sebuah perjalanan yang cukup menarik, yaitu mengendarai mobil listrik Hyundai Ioniq 6 dari Jakarta ke Semarang, Jawa Tengah.
Pengalaman ini menjadi bagian dari Electric Vehicle Media Drive Experience yang diadakan oleh Hyundai, yang juga memberikan kami kesempatan untuk mencoba Ioniq 5 sebelumnya.
Perjalanan dimulai pada Senin (2/10/2023) dan berlangsung hingga Jumat (6/10/2023). Kami diberikan kesempatan untuk merasakan Ioniq 6 pada hari pertama perjalanan kami.
Namun, sejak awal, ada kesan yang muncul yang mengenai posisi duduk di belakang mobil ini.
Kami memulai perjalanan dari Hyundai SCBD, Jakarta Selatan, dengan empat jurnalis dari berbagai media yang berbeda-beda.
Rencana perjalanan hari pertama adalah menuju Semarang, dengan kunjungan singkat di pabrik HMMI Cikarang, Jawa Barat.
Salah satu rekan kami ingin mencoba mengemudi terlebih dahulu, sementara yang lain duduk di belakang untuk mencoba menjadi penumpang.
Namun, sepanjang perjalanan menuju pabrik HMMI Cikarang, kami mulai merasakan ketidaknyamanan saat duduk di belakang.
Bahkan sebelum setengah perjalanan, bagian punggung dan pinggang sudah terasa sangat pegal. Jok baris kedua tidak bisa diatur reclining-nya seperti Ioniq 5, dan bahan busanya terasa lebih keras.
Berbagai usaha kami untuk mencari posisi duduk yang nyaman ternyata tidak membuahkan hasil. Bagian belakang Ioniq 6 yang cenderung menurun membuat ruang kepala sempit, dan bagian bawah jok terlalu pendek.
Namun, ketidaknyamanan yang paling mencolok adalah sandaran punggung yang dibuat agak dalam, sehingga punggung terpaksa membungkuk. Hal ini menjadi penyebab utama rasa sakit di punggung dan pinggang yang cepat muncul.
Kami akhirnya tiba di pabrik HMMI dan memutuskan untuk bergantian menjadi pengemudi. Namun, ketika kami mengemudi, kami segera merasakan karakteristik suspensi yang kaku.
Ioniq 6 dengan mudah diajak bermanuver, tetapi perlu penyesuaian dengan respons setir yang sangat langsung.
Selama perjalanan, kami juga mengisi daya baterai di SPKLU Ultra Fast Charging 200 kW di rest area KM130A Cipali.
Baterai bisa diisi penuh dalam waktu 33 menit dengan biaya Rp90 ribuan. Setelah itu, kami mulai menguji performa mobil ini.
Ioniq 6 memiliki tiga mode berkendara: Eco, Normal, dan Sport. Mode Sport memberikan performa yang sangat bertenaga.
Mobil ini memiliki tenaga hingga 320 hp dan torsi 605 Nm, yang memberikan akselerasi yang sangat responsif.
Namun, kendaraan ini memiliki kecepatan maksimum terbatas, meskipun di atas klaim pabrikan. Setelah mencoba untuk mengejar kecepatan maksimum, mobil tidak mau melampaui 192 km/jam, mungkin karena ada pembatasan keamanan.
Ketika kami kembali ke mode Normal dan Eco, kami melihat bahwa kendaraan ini mengkonsumsi daya baterai dengan cukup cepat.
Hal ini mengingatkan kami bahwa Ioniq 6 memang lebih cocok untuk melaju di atas jalan aspal yang baik daripada di jalan bergelombang seperti Tol Cipali.
Dari pengalaman kami, terlihat bahwa Ioniq 6 adalah mobil yang lebih cocok untuk pengemudi yang gemar melakukan perjalanan jauh.
Kesenangan berkendara dapat dirasakan langsung dari setir, tetapi perjalanan di atas jalan bergelombang dapat membuat tubuh terasa cepat lelah.
Ioniq 6 menawarkan performa yang bertenaga, responsif, dan pengisian baterai yang relatif cepat. Namun, jika Anda mencari kenyamanan, terutama untuk penumpang di baris belakang, Anda mungkin lebih cocok memilih Ioniq 5.