Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan ambisinya untuk melihat Indonesia memiliki mobil listrik yang dirancang dan dikembangkan di dalam negeri.
Untuk mewujudkan cita-cita ini, Luhut telah mengajukan tawaran kepada produsen mobil asal Cina, Geely.
Dalam Seminar Nasional IKAXA 2023 yang diselenggarakan di Jakarta pada Kamis, 14 September 2023, Luhut menyatakan bahwa Geely menunjukkan minat dalam pembuatan mobil listrik khusus untuk Indonesia.
“Kemarin datang, saya tawarkan, eh mau enggak bikin di Indonesia, tapi jadi merek Indonesia, tapi risetnya dengan Indonesia. Mereka bilang mau,” ujar Luhut.
Luhut juga menyebutkan bahwa Indonesia akan menyuplai nickel ore kepada Geely sebagai bagian dari kerjasama ini.
“Kapan lagi kita punya mobil Indonesia. Jadi riset sama-sama kita lakukan,” tambahnya dengan semangat.
Ketertarikan Geely untuk memproduksi mobil listrik khusus untuk Indonesia telah disampaikan oleh Luhut kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat Jokowi menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada Rabu, 13 September 2023.
Menurut Luhut, Presiden Jokowi sangat mendukung inisiatif ini dengan satu syarat, yaitu riset harus dipimpin oleh tenaga ahli Indonesia.
Dalam upayanya merealisasikan rencana ini, Luhut berencana untuk menggandeng para ahli dari beberapa universitas ternama di Indonesia.
“Profesor Satrio guru besar dari ITB, nanti dia menggabungkan UI menggabungkan UGM dan ahli-ahli kita untuk kerja sama ini,” terangnya.
Luhut berharap bahwa pada tahun 2025 atau paling lambat 2026, Indonesia akan memiliki mobil listrik buatan anak bangsa yang menjadi kebanggaan negara.
Selain itu, dalam kesempatan yang sama, Luhut juga menekankan pentingnya percepatan adopsi kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dalam upaya dekarbonisasi Indonesia, perbaikan kualitas udara, dan pengembangan industri mineral kritis Indonesia.
“Indonesia harus bersaing dengan waktu untuk memimpin dalam investasi dan menjaga kelangsungan industri otomotif di era transisi energi,” ungkapnya.
Luhut juga menjelaskan bahwa membangun industri kendaraan listrik di Indonesia memerlukan upaya keras dan kebijakan yang tepat untuk mendorong pengembangan pasar dan industri, serta menarik investasi.
Jika upaya ini gagal, Indonesia hanya akan menjadi negara importir kendaraan listrik.
“Secara global, transisi dari kendaraan konvensional ke EV semakin cepat, dan Indonesia harus mengikuti tren ini dengan dukungan konsumen yang semakin besar terhadap kendaraan listrik,” pungkas Luhut.