Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Pada Kamis (9/11), Presiden Joko Widodo secara resmi meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dengan kapasitas mencapai 192 megawatt peak (MWp).
Proyek ini, yang terletak di Purwakarta, Jawa Barat, menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam mengemban transisi energi untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa beroperasinya PLTS Terapung Cirata adalah suatu pencapaian sejarah, mewujudkan mimpi besar Indonesia untuk memiliki pembangkit energi terbarukan dalam skala besar.
PLTS ini bukan hanya yang terbesar di Asia Tenggara, tetapi juga menempati peringkat ketiga terbesar di dunia.
Menurutnya, hal ini menjadi tonggak penting dalam pertumbuhan sektor energi bersih di Indonesia.
“Pertumbuhan pembangkit energi bersih semakin baik, dan PLTS Terapung Cirata menambah kapasitas terpasang pembangkit energi bersih, terutama di Jawa Barat,” ujar Presiden Jokowi.
Dia juga menyampaikan bahwa dengan maksimalisasi penggunaan, PLTS ini dapat menambah kapasitas hingga sekitar 1.000 Megawatt peak.
Presiden juga memberikan penghargaan terhadap kerja sama lintas sektor dalam proyek ini, melibatkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Kementerian Badan Usaha Milik Negara, PLN, dan kerja sama internasional dengan Masdar dari Uni Emirat Arab (UEA).
Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA, Thani bin Ahmed Al Zeyoudi, menyatakan bahwa peresmian PLTS Terapung Cirata adalah hasil konkret dari kerja sama antara Indonesia dan UEA.
Dia menekankan komitmen kedua negara dalam transisi energi dan melihat PLTS ini sebagai pendorong potensi pengembangan energi hijau di Indonesia.
Selain manfaat lingkungan, peresmian PLTS Terapung Cirata juga diakui sebagai bentuk kerja sama investasi yang baik antara kedua negara.
Proyek ini diharapkan menjadi pemicu ekonomi di sektor logistik, pariwisata, manufaktur, pertanian, dan ekonomi halal.
PLTS Terapung Cirata, sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN), memanfaatkan 4 persen area Waduk Cirata atau sekitar 200 hektare.
Dengan 13 pulau dan 340 ribu solar panel, PLTS ini dapat menyuplai listrik untuk lebih dari 50 ribu rumah.
Diperkirakan, proyek ini dapat memproduksi energi bersih sebesar 245 gigawatt hour (GWh) per tahun dan mengurangi emisi sekitar 214 ribu ton CO2 per tahun.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLTS Cirata adalah langkah konkret PLN dalam mendukung transisi energi di Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa PLN serius dalam menjalankan arahan Presiden Jokowi untuk menyediakan energi bersih.
Proyek ini tidak hanya menciptakan energi bersih, tetapi juga menjadi bukti kolaborasi global. PLTS Terapung Cirata adalah hasil kerja sama antara PLN Nusantara Power dan perusahaan pengembang EBT dari UEA, Masdar.
Melalui kolaborasi ini, proyek berhasil menyerap sekitar 1.400 tenaga kerja lokal dan memberdayakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Darmawan menambahkan bahwa dengan melihat luas Waduk Cirata, potensi pengembangan PLTS Terapung Cirata dapat mencapai lebih dari 1.000 MWp.
CEO Masdar, Mohamed Jameel Al Ramahi, mengakui peran penting PLTS Terapung Cirata dalam agenda transisi energi Indonesia.
Dia menyatakan komitmen Masdar untuk terus mengembangkan teknologi dan meningkatkan kapasitas proyek ini.
Jameel Al Ramahi berharap untuk melihat kolaborasi lanjutan yang memberikan manfaat lebih besar bagi Indonesia.
Peresmian PLTS Terapung Cirata dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, dan Pj Bupati Purwakarta Benni Irwan.
Semua pihak sepakat bahwa proyek ini bukan hanya pencapaian teknologi, tetapi juga simbol kerja sama global dalam mencapai tujuan bersama untuk energi bersih dan berkelanjutan.