Media90 – Tim dosen Universitas Lampung (Unila) dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Pertanian, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) di Dusun Sinar Sari, Pekon Selapan, Pardasuka, Pringsewu.
Program PKM ini merupakan implementasi dari tri darma perguruan tinggi yang melibatkan mitra pengabdian, yaitu Kelompok Tani Jaya Lestari.
Ketua Pengabdi dari Jurusan Farmasi Fakultas Kedokteran Unila, Zulpakor Oktoba, menjelaskan bahwa peningkatan kapasitas Kelompok Tani Jaya Lestari dilakukan melalui edukasi dan penyuluhan kepada anggotanya.
“Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) sebagai produk teh herbal yang kaya antioksidan dan bermanfaat bagi penderita diabetes,” ungkap Zulpakor Oktoba pada Kamis (25/7/2024).
Tim dosen pengabdi PKM Skema Unggulan tahun 2024 lainnya terdiri dari Afriyani, M.Farm., dari Jurusan Farmasi FK, Amanda Putra Seta, S.SP., M.P., dari Jurusan Agribisnis FP, dan Syaharani Noer Fathia, S.E., M.Ak., dari Jurusan Akuntansi FEB Unila.
Mereka didukung oleh tim mahasiswa prodi S1 Farmasi yaitu Tsania Zahra Taslima, Savira Rahmadanti, Nanda Apri Sani, Putri Adilla, Dina Novriana, Annisa Salshabila, Elza Desma Aulia, Nurrahmi Putri Zaidani, dan Hanif Hibatullah.
Menurut Zulpakor Oktoba, daun pandan wangi memiliki banyak manfaat kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengurangi stres, melindungi tubuh dari penyakit kronis, meredakan peradangan, dan melindungi dari kerusakan oksidatif yang menyebabkan penuaan dini.
Inovasi pembuatan teh herbal dilakukan dengan mencampur daun pandan wangi dengan gula alami dari daun stevia (Stevia rebaudiana) dan daun rosemary (Salvia rosmarinus).
“Selama ini, daun pandan wangi hanya dikenal sebagai penambah cita rasa makanan dan belum optimal dalam pemanfaatannya, hanya sebatas digunakan sebagai pewarna kue dan pengaroma minuman,” kata Zulpakor Oktoba.
Padahal, daun pandan wangi mengandung senyawa fenolik yang dapat menghambat aktivitas radikal bebas dan meningkatkan imunitas tubuh.
Selain edukasi mengenai pemanfaatan daun pandan wangi sebagai produk teh herbal Parovia, Tim PKM Dosen Unila juga mempraktikkan simulasi proses pengolahan simplisia daun pandan wangi kering.
Proses dimulai dari pencucian, pemotongan, pengeringan, sortasi, penghalusan, hingga pencampuran dengan rosemary dan stevia. Praktek ini dipandu oleh Afriyani, M.Farm., hingga tahap pengemasan menjadi produk teh herbal siap dinikmati dan dijual dengan pendaftaran sebagai unggulan P-IRT.
Tahapan proses pemasaran produk teh herbal juga disosialisasikan oleh Amanda Putra Seta, S.SP., M.P., dari Jurusan Agribisnis Unila, yang menjelaskan alur proses dan strategi pemasaran produk melalui dunia maya.
Kedatangan Tim PKM Unila sangat dinanti dan disambut antusias oleh kelompok tani. Melalui PKM dengan metode penyuluhan, masyarakat mendapatkan wawasan baru terkait potensi tanaman di lingkungan sekitar, keterampilan dalam pengelolaan dan pengolahan produk, serta peluang pemanfaatannya yang dapat meningkatkan nilai tambah ekonomi desa maupun keluarga kelompok tani.
“Inilah tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat, kami ingin memastikan kapasitas masyarakat dan kesejahteraan meningkat melalui pemberdayaan potensi daun pandan wangi yaitu pelatihan pembuatan produk teh Parovia, minuman teh herbal dari campuran daun pandan wangi, daun stevia, dan rosemary,” ungkap Zulpakor.
Ia berharap masyarakat Kelompok Tani Jaya Lestari Pekon Selapan dapat mengaplikasikan hasil sosialisasi tersebut untuk menciptakan produk unggulan desa yang benar-benar bisa diterapkan dan diproduksi.
PKM unggulan Unila yang menghasilkan produk dengan memanfaatkan tanaman di pekarangan warga membuktikan bahwa Unila tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat.