Media90 – Film berjudul “Sekura” meraih gelar film Lampung terbaik dalam ajang prestisius Festival Film Lampung (FFL) 2024.
Karya yang disutradarai oleh Joshua Michael Nainggolan, seorang pelajar dari SMAS BPK Penabur Bandar Lampung, berhasil menyingkirkan empat pesaingnya, yaitu Sesiahan, Warizan, Puwarei, dan Tasamuh.
Puncak kemenangan terjadi pada malam anugerah FFL 2024 di IIB Darmajaya, Sabtu malam tanggal 25 Mei 2024.
Film “Sekura” berhasil masuk dalam empat nominasi, termasuk di antaranya penata gambar terbaik, penyunting gambar terbaik, film pelajar terbaik, dan yang paling bergengsi, film Lampung terbaik.
Joshua Michael Nainggolan mengungkapkan bahwa perjalanan menuju kemenangan ini tidaklah mudah. Festival ini mempunyai proses seleksi yang panjang, dimulai dari pengiriman karya video oleh para peserta.
Setiap peserta harus memenuhi persyaratan yang ketat, termasuk pengiriman foto dan biodata sutradara, kartu pelajar, trailer, foto pemain, poster film, dan surat pernyataan keaslian karya.
Total peserta FFL 2024 mencapai 214 dari seluruh Indonesia. Setelah melewati proses screening, hanya 125 film yang berhasil lolos ke tahap berikutnya, yaitu kurasi di Lampung, dan akhirnya dipilih 40 film untuk masuk dalam penilaian tiga juri nasional, yang menentukan nominasi dan pemenang dalam 14 kategori.
“Sekura” berhasil meraih empat nominasi, menempatkannya di lima besar. Dari empat nominasi tersebut, film ini berhasil memenangkan kategori Film Lampung Terbaik di FFL, sebuah prestasi yang sangat membanggakan bagi Joshua Michael Nainggolan.
Menjadi seorang pelajar, Joshua menghadapi tantangan besar dalam mengikuti festival ini, karena ia tetap harus menjalani kewajiban sekolah seperti ujian dan tugas.
Namun, sekolah memberikan dukungan penuh dengan memberikan dispensasi agar Joshua dapat fokus pada proses pembuatan filmnya.
Proses produksi film “Sekura” memakan waktu dua bulan, dimulai dari tahap pembuatan skrip, pemilihan pemain, penentuan lokasi, hingga pengadaan properti.
Joshua dan delapan krunya bekerja sama dalam menggarap film ini, di mana Joshua bertindak sebagai sutradara, editor, dan penata gambar.
Sinopsis Film “Sekura”:
Film ini berdurasi lima menit dan mengisahkan tentang Nathan, seorang siswa yang menjadi korban bullying di sekolahnya.
Nathan memiliki mimpi untuk sukses dalam dunia seni pertunjukan. Ketika sedang merenungkan konsep pertunjukkan, Nathan mendapat ide untuk mengolah kertas bekas menjadi topeng khas adat Lampung, yang disebut “Sekura”. Topeng ini akan digunakan dalam pertunjukan selanjutnya.
Nathan kemudian mengajak Jul, seorang siswa yang kerap membullynya, untuk bekerja sama dalam tim perwakilan sekolah di Festival Seni Nasional.
Mereka bekerja sama dengan penuh semangat untuk menciptakan penampilan yang luar biasa demi mengharumkan nama sekolah mereka.
Film ini tidak hanya menggambarkan tradisi Sekura yang mengajarkan tentang humanisme, bahwa setiap manusia memiliki sifat baik dan buruk, namun juga mengajarkan bahwa seharusnya kita tidak menilai seseorang dari penampilannya saja.
Perayaan adat Sekura menjadi pengingat bahwa hanya Tuhanlah yang mengetahui kebaikan dan keburukan setiap individu.
Kepala Sekolah SMAS BPK Penabur Bandar Lampung, Dian Pujiastuti, menyatakan bahwa perlombaan seperti ini merupakan momen penting bagi siswa untuk membuktikan minat dan bakat mereka.
Dukungan dari sekolah sangatlah penting untuk membantu siswa seperti Joshua mengembangkan bakatnya dalam bidang perfilman.
Joshua pun berkomitmen untuk terus mengasah bakatnya dalam bidang perfilman, dan sekolah siap memberikan dukungan penuh agar bakat-bakat lainnya juga dapat terasah dan terakomodir dengan baik.