Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Saat bulan suci Ramadhan tiba, kegiatan keagamaan meriahkan setiap sudut kehidupan umat Muslim.
Di antara praktik ibadah yang dilakukan secara khusyuk adalah mengaji Alquran, sebuah kegiatan yang menjadi inti spiritualitas bagi umat Islam.
Dalam konteks ini, satu nama yang mengemuka sebagai pahlawan dunia dalam dunia mengaji Alquran: KH As’ad Humam.
Dalam buku belajar Alquran yang populer di kalangan anak-anak Muslim, Iqro, tampaklah gambar seorang pria tua berjas hitam dan peci di sampulnya.
Pria itu adalah sosok yang dijuluki sebagai pahlawan dunia, KH As’ad Humam. Bagaimana perjalanan hidupnya membawanya menjadi pahlawan dunia? Inilah kisahnya.
Profil KH As’ad Humam
As’ad Humam lahir pada tahun 1933 di Selokraman, Kotagede, Yogyakarta. Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara dari keluarga yang hidup dalam lingkungan Muhammadiyah.
Ayahnya, Humam Siradj, adalah seorang pedagang yang sukses di Pasar Bringharjo Yogyakarta.
Pendidikan As’ad dimulai di SD Muhammadiyah Kleco, kemudian melanjutkan ke SMP Negeri di Ngawi, dan SMA di Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
Namun, pendidikannya terhenti ketika ia mengalami kecelakaan pada tahun 1963 yang menyebabkan pengapuran tulang belakang dan harus dirawat selama setengah tahun.
Akibat kecelakaan tersebut, dokter memvonisnya sebagai cacat seumur hidup dengan gangguan berjalan dan gerak leher yang terbatas.
Berubahnya jalan hidup As’ad terjadi ketika ia memutuskan untuk menjadi guru mengaji.
Dengan tekad dan semangat yang kuat, ia mengembangkan metode mengaji yang inovatif, yang kemudian dikenal dengan nama Iqro.
Metode ini memungkinkan murid untuk belajar membaca Alquran dengan cepat, berbeda dengan metode konvensional yang memakan waktu bertahun-tahun.
Melalui Iqro, As’ad berhasil mengajarkan murid-muridnya membaca Alquran secara cepat dan efisien.
Mulanya, ia mengajarkan huruf demi huruf, mulai dari yang paling sederhana hingga yang lebih kompleks, membuat pembelajaran menjadi lebih mudah dipahami oleh anak-anak.
Metode ini pertama kali dicoba pada tahun 1983 kepada anak-anak oleh tadarus Angkatan Muda Masjid dan Musholla (AMM) Yogyakarta, dan lambat laun menjadi populer di seluruh Indonesia.
Keberhasilan metode Iqro dalam mengajarkan Alquran membuat pemerintah melihatnya sebagai solusi terbaik untuk mengatasi buta aksara Alquran.
Sejak saat itu, penggunaan metode Iqro semakin meluas, bahkan di luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.
Namun, kejayaan As’ad Humam sebagai penemu metode Iqro tidak berlangsung lama. Pada tahun 1996, ia meninggal dunia, tetapi warisannya tetap hidup dan berkembang.
Karya dan dedikasinya dalam memperkenalkan metode Iqro membuatnya diakui sebagai pahlawan dunia oleh Menteri Agama Tarmizi Taher.
Biodata KH As’ad Humam
- Nama: As’ad Humam
- Tempat, Tanggal Lahir: Yogyakarta, 1933
- Asal: Selokraman, Kotagede, Yogyakarta
- Orang Tua: Humam Siradj (ayah)
- Pendidikan: SD Muhammadiyah Kleco, SMP Negeri di Ngawi, Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta
- Profesi: Kiai, Guru mengaji Alquran
- Pencapaian: Penemu metode Iqro
- Wafat: 2 Februari 1996 (usia 63 tahun)
Meskipun telah meninggalkan dunia, namun karya dan dedikasi As’ad Humam terus menginspirasi generasi baru dalam mempelajari dan menghafal Alquran dengan cara yang lebih efektif dan efisien melalui metode Iqro.
Semangatnya dalam mengembangkan pendidikan agama Islam telah menjadikannya pahlawan dunia yang tak terlupakan dalam sejarah keislaman.