Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) telah mengambil inisiatif yang berarti dalam menggalakkan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di wilayah ini.
Pada Sabtu, tanggal 3 Februari 2024, langkah-langkah konkret dilakukan untuk mendorong upaya jamban sehat di Pekon Sanggi.
STBM sendiri, sebuah program yang bertujuan untuk merubah perilaku sehat dan sanitasi masyarakat melalui pemberdayaan, telah menjadi fokus utama para mahasiswa KKN Unila.
Metode pemicuan digunakan sebagai alat untuk membentuk kesadaran masyarakat akan pentingnya sanitasi yang baik.
Salah satu poin penting dalam program ini adalah mencapai status Open Defecation Free (ODF), dimana tidak ada lagi individu yang buang air besar sembarangan di komunitas.
Ini bukan hanya tentang kesehatan individual, tetapi juga tentang mencegah penyebaran penyakit dan keracunan yang berbasis lingkungan.
Mahasiswa KKN Unila tidak bergerak sendiri dalam upaya ini. Mereka bekerja sama erat dengan Puskesmas dan Pekon Sanggi.
Langkah awal adalah mendata masyarakat yang belum memiliki jamban, yang kemudian diserahkan kepada pihak Puskesmas.
Sosialisasi ODF kemudian dilakukan di Balai Pekon Sanggi, dipimpin oleh tenaga medis dari Puskesmas, Enda Setiana, S.K.M.
Dalam sesi sosialisasi, masyarakat diberikan pemahaman mendalam tentang bahaya buang air besar sembarangan serta diberikan contoh tentang bagaimana jamban yang sehat dan layak digunakan.
Program ini menjadi inisiatif dari Kelompok KKN yang terdiri dari Haikal Suryawan, M. Alfan Suryawijaya, Fitra Ballack Albana, Miranda Dwi Sapitri, Dewi Nur Huly, Triya Arisandi, dan Syaharani Shella Salsabila, yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Feni Rosalia, M.Si.
Tujuan dari program ini sangat jelas: mengurangi risiko kesehatan yang disebabkan oleh pola hidup tidak sehat. Hal ini menjadi penting karena Indonesia menempati peringkat kedua di dunia dalam angka buang air besar sembarangan, dengan jumlah mencapai 58 juta orang. Ini adalah langkah penting dalam mencegah stunting dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh sanitasi yang buruk.
Koordinator Desa, Haikal Suryawan, menyampaikan harapannya bahwa setelah program ini dilaksanakan, masyarakat Pekon Sanggi akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya sanitasi yang baik.
Dia berharap, melalui program ini, masyarakat akan memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengubah kebiasaan buruk dalam melakukan buang air besar sembarangan.
Pekon Sanggi dipilih sebagai lokasi program ini karena memiliki masalah yang signifikan terkait sanitasi, terutama dengan adanya sungai yang sering menjadi tempat pembuangan kotoran manusia.
Namun, dengan dukungan dari pemerintah desa dan ilmu pengetahuan yang diberikan oleh mahasiswa KKN Unila, perubahan positif dapat terjadi.
Kepala Pekon Sanggi, Khozandar, menambahkan bahwa dengan sosialisasi yang dilakukan oleh mahasiswa, masyarakat dapat lebih memahami konsekuensi buruk dari buang air besar sembarangan.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah desa, mereka juga siap untuk membantu dalam pengadaan jamban sehat bagi masyarakat yang membutuhkan.
Hasil yang diharapkan dari program ini tidak hanya jangka pendek, tapi juga jangka panjang. Melalui pemahaman yang diberikan, masyarakat diharapkan dapat mengubah perilaku buruk mereka, sehingga Pekon Sanggi dapat menjadi desa yang bebas dari buang air besar sembarangan.
Dengan adanya dukungan dana desa dan pengetahuan yang diberikan, Pekon Sanggi akan menjadi tempat yang lebih baik untuk hidup bagi penduduknya di masa mendatang.