Media90 – Miftah Maulana Habiburrahman, yang lebih dikenal sebagai Gus Miftah, secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Keputusan ini disampaikan langsung oleh Gus Miftah dalam konferensi pers di Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, DI Yogyakarta, pada Jumat (6/12/2024).
“Dengan penuh kesadaran dan rasa hormat kepada Bapak Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat, saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya sebagai Utusan Khusus Presiden,” ujar Gus Miftah dalam pernyataannya.
Keputusan Tanpa Tekanan
Dalam pidatonya, Gus Miftah menegaskan bahwa keputusan ini diambil tanpa tekanan atau paksaan dari pihak mana pun.
Ia menyebut pengunduran dirinya sebagai langkah yang telah dipikirkan matang-matang.
“Hari ini, dengan segala kerendahan hati dan ketulusan, saya ingin menyampaikan sebuah keputusan yang telah saya renungkan dengan sangat mendalam. Saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari tugas saya,” kata Gus Miftah.
Ia menyebut bahwa langkah ini adalah bentuk tanggung jawab moral kepada Presiden Prabowo Subianto serta seluruh masyarakat Indonesia.
Desakan Publik dan Kontroversi
Pengunduran diri Gus Miftah tak lepas dari kontroversi yang sebelumnya mencuat di media sosial.
Gus Miftah mendapat sorotan setelah insiden di sebuah pengajian, di mana ia diduga menghina seorang pedagang es teh bernama Sunhaji.
Dalam kejadian tersebut, Gus Miftah disebut tidak membeli dagangan Sunhaji, melainkan memakinya dengan sebutan “goblok.”
Insiden ini memicu kemarahan publik, yang memuncak dengan desakan agar Presiden Prabowo mencopot Gus Miftah dari jabatannya.
Bahkan, sebuah petisi daring yang menuntut pemecatannya telah mengumpulkan lebih dari 300 ribu tanda tangan hingga Jumat (6/12/2024).
Respons dan Harapan Gus Miftah
Meskipun berada dalam pusaran kontroversi, Gus Miftah berharap keputusannya dapat menjadi pelajaran bagi semua pihak.
Ia menyampaikan rasa hormatnya kepada Presiden Prabowo dan berkomitmen untuk tetap berkontribusi bagi kerukunan umat beragama, meski di luar pemerintahan.
Keputusan ini mendapat beragam tanggapan dari masyarakat. Ada yang mendukung langkah Gus Miftah sebagai bentuk tanggung jawab, namun tak sedikit pula yang terus mengkritik tindakannya sebelumnya.
Dengan pengunduran diri ini, posisi Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan kini kosong, dan publik menanti siapa yang akan mengisi jabatan strategis tersebut.