Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Gunung Anak Krakatau, yang terletak di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, kembali mengalami erupsi pada hari Minggu (10/10) pukul 12.36 WIB.
Menurut laporan resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi ini menyebabkan kolom abu mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter di atas puncak gunung atau sekitar 1.157 meter di atas permukaan laut.
PVMBG menyampaikan informasi penting ini kepada publik dan mengumumkan bahwa Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada status level III atau siaga.
Dalam rangka menjaga keamanan masyarakat, pengunjung, wisatawan, serta pendaki, semua diimbau untuk tidak mendekati gunung ini dan menghindari beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah aktifnya.
Menurut PVMBG, kolom abu yang dihasilkan oleh erupsi tersebut memiliki warna kelabu hingga hitam, dengan intensitas tebal yang condong ke arah timur laut.
Data seismogram juga mencatat bahwa erupsi ini memiliki amplitudo maksimum sekitar 70 milimeter dan berlangsung selama sekitar tiga menit 52 detik.
Meskipun erupsi tersebut menghasilkan kolom abu yang cukup tinggi, gunung ini sendiri tertutup oleh kabut, sehingga asap kawah tidak terlihat.
Cuaca di sekitar Gunung Anak Krakatau saat itu berawan, dengan angin yang berhembus lemah ke arah barat laut, suhu udara sekitar 27 derajat Celsius, dan kelembaban berkisar antara 39 hingga 53 persen.
PVMBG juga mencatat adanya satu kali gempa Tremor Meneru yang terkait dengan erupsi ini.
Ini menunjukkan aktivitas vulkanik yang signifikan di Gunung Anak Krakatau.
Sebelumnya, selama bulan Juni 2023, Gunung Anak Krakatau sudah mengalami enam kali erupsi dengan tinggi kolom abu yang bervariasi.
Pada tanggal 20 Juli 2023, erupsi terakhir sebelum peristiwa ini tercatat pada pukul 08.52 WIB, ketika gunung tersebut melontarkan abu vulkanik setinggi 2.000 meter.
Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 61 milimeter dan berlangsung selama sekitar 3 menit 2 detik.
Erupsi-erupsi ini menunjukkan bahwa Gunung Anak Krakatau tetap menjadi sebuah tantangan vulkanik yang perlu diawasi dengan ketat oleh otoritas terkait demi keamanan masyarakat dan lingkungan sekitarnya.