Media90 – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi upaya para petani kopi robusta di Lampung Barat yang telah menerapkan metode sambung pucuk dalam budidaya mereka.
Hal ini diutarakan Andi Amran saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara panen kopi di Desa Kambahang, Kecamatan Batubrak, Kabupaten Lampung Barat, pada Jumat (12/7/2024).
“Yang sangat menarik saat kunjungan adalah petani kopi di Kabupaten Lampung Barat sebagian besar telah menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi robusta,” ujar Andi Amran Sulaiman.
Andi Amran menjelaskan bahwa penerapan teknologi sambung pucuk yang diinisiasi oleh para petani di Kabupaten Lampung Barat telah membawa peningkatan produktivitas lahan.
“Dengan sambung pucuk ini, produktivitas mencapai 1,1 ton per hektare, atau di atas produktivitas rata-rata nasional yang hanya 0,813 ton per hektare,” ungkapnya.
Provinsi Lampung saat ini berada di posisi kedua sebagai daerah penghasil kopi terbesar di Indonesia.
“Provinsi Lampung menjadi produsen kopi terbesar kedua nasional, dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare,” kata Amran Sulaiman. Produksi kopi di Lampung didominasi oleh kopi robusta dengan total produksi mencapai 108.069 ton.
Secara nasional, luas areal perkebunan kopi pada tahun 2023 mencapai 1.268.905 hektare dengan produksi sebesar 756.097 ton, menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia yang menyumbang 6 persen dari produksi kopi dunia.
“Produksi kopi di Indonesia sebesar 91 persen merupakan kopi robusta, sementara 9 persen sisanya adalah kopi arabika,” tambahnya.
Nilai ekspor kopi Indonesia pada periode 2020-2022 mengalami kenaikan sebesar 40 persen, dari 821.932 dolar Amerika Serikat menjadi 1.148.383 dolar Amerika Serikat.
Volume ekspor juga meningkat sebesar 15 persen, dari 379.354 ton menjadi 437.555 ton.
Di Kabupaten Lampung Barat, inovasi sambung pucuk yang dilakukan oleh para petani telah menghasilkan berbagai klon kopi unggul lokal seperti klon kopi Cipto Cenggiring dan klon kopi Imam Giham.
Klon-klon ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah daerah karena memiliki produktivitas tinggi serta tahan terhadap penyakit tanaman.
Dengan penerapan teknologi ini, diharapkan produksi kopi robusta di Lampung Barat terus meningkat dan memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian daerah serta nasional.