BERITA

Bank Indonesia Lampung: Sukses Menjaga Stabilitas Harga Ramadan, Inflasi Maret Tetap Terkendali

120
×

Bank Indonesia Lampung: Sukses Menjaga Stabilitas Harga Ramadan, Inflasi Maret Tetap Terkendali

Sebarkan artikel ini
Berhasil Jaga Stabilitas Harga Selama Ramadan, Bank Indonesia Lampung Klaim Inflasi Maret Ikut Terjaga
Berhasil Jaga Stabilitas Harga Selama Ramadan, Bank Indonesia Lampung Klaim Inflasi Maret Ikut Terjaga

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Lampung untuk bulan Maret 2024 menunjukkan angka inflasi sebesar 0,36% (mtm), sedikit lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 0,39% (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung, Junanto Herdiawan, menjelaskan bahwa angka ini juga lebih rendah dari rata-rata inflasi selama tiga tahun terakhir di provinsi tersebut, serta di bawah tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,44% (mtm) dan 0,52% (mtm) untuk bulan yang sama.

“Inflasi secara tahunan di Provinsi Lampung untuk Maret 2024 mencapai 3,45% (yoy), sedikit lebih tinggi daripada tingkat inflasi nasional yang tercatat sebesar 3,05% (yoy),” ujar Junanto Herdiawan dalam siaran pers yang diterbitkan pada Selasa, 2 April 2024.

Faktor-faktor yang mendorong inflasi pada bulan tersebut meliputi kenaikan harga beberapa komoditas, antara lain daging ayam ras, telur ayam ras, bawang putih, ayam hidup, dan kopi bubuk.

Baca Juga:  Waspada Terhadap Lonjakan Inflasi: Lampung Catat Rekor Sebagai Daerah dengan Tingkat Inflasi Tertinggi di Indonesia Menurut Kemendagri

Kenaikan ini terutama disebabkan oleh kenaikan harga pakan ternak dan permintaan yang meningkat menjelang Ramadan.

Sementara itu, kenaikan harga bawang putih sejalan dengan lonjakan harga di tingkat distributor karena meningkatnya biaya impor dari Tiongkok.

Namun, ada pula komoditas yang mengalami deflasi, seperti cabai merah, beras, dan cumi-cumi. Penurunan harga cabai merah terjadi karena masuknya periode panen di beberapa daerah produsen cabai di Lampung dan panen besar-besaran di Sukabumi, salah satu daerah penghasil cabai terbesar untuk Lampung.

Penurunan harga beras disebabkan oleh surplus gabah seiring masuknya periode panen pada bulan tersebut, sementara penurunan harga cumi-cumi terjadi karena pasokannya tetap stabil meskipun kondisi cuaca.

Baca Juga:  Proyeksi BI: Meningkatnya Kinerja Ekonomi, Diperkirakan Permintaan Uang Libur Natal dan Tahun Baru di Lampung Tembus Rp3 Triliun

Untuk menjaga stabilitas harga, Bank Indonesia dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Lampung meningkatkan sinergi dengan melakukan berbagai langkah, termasuk operasi pasar beras dan cabai serta pengawasan pasokan di gudang distributor.

Selain itu, mereka juga memperkirakan bahwa inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5% ± 1% (yoy) hingga akhir tahun 2024.

Meskipun demikian, tantangan masih ada di masa depan. Junanto Herdiawan menyebut beberapa risiko yang perlu diwaspadai, seperti potensi kenaikan permintaan agregat yang didorong oleh kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 dan penyaluran bansos yang berkelanjutan.

Tidak hanya itu, ketidakpastian global dan risiko volatilitas harga komoditas juga menjadi fokus perhatian.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, BI Provinsi Lampung mengambil langkah-langkah strategis, termasuk melakukan operasi pasar beras secara terus-menerus, memantau harga dan pasokan komoditas, serta memperkuat kerja sama antar daerah dalam pengawasan dan pengendalian distribusi pangan.

Baca Juga:  Pertarungan Vivo X90 Pro Plus Vs Oppo Find X6 Pro: Spesifikasi Berbeda, Harga Sama Rp 20 Jutaan, Mana yang Lebih Unggul?

Junanto Herdiawan menegaskan bahwa Bank Indonesia dan TPID Lampung akan terus berupaya menjaga stabilitas harga dengan mengadopsi strategi yang responsif dan proaktif, serta melibatkan berbagai pihak termasuk media dan masyarakat dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi di Provinsi Lampung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *