BERITA

Mengurangi Emisi: Co-Firing di 40 PLTU PLN Grup Mampu Mengurangi 429 Ribu Ton CO2

130
×

Mengurangi Emisi: Co-Firing di 40 PLTU PLN Grup Mampu Mengurangi 429 Ribu Ton CO2

Sebarkan artikel ini
Mengurangi Emisi Co-Firing di 40 PLTU PLN Grup Mampu Mengurangi 429 Ribu Ton CO2
Mengurangi Emisi Co-Firing di 40 PLTU PLN Grup Mampu Mengurangi 429 Ribu Ton CO2

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – PT PLN (Persero) telah mencapai kesuksesan dalam meningkatkan penggunaan biomassa sebagai alternatif pengganti batu bara di 40 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) melalui teknologi co-firing.

Penerapan co-firing ini telah berhasil menurunkan emisi karbon hingga 429 ribu ton CO2 selama semester 1 tahun 2023.

Dalam menghadapi masa transisi energi menuju keberlanjutan, PLN menggunakan teknologi co-firing di PLTU sebagai langkah strategis untuk mengurangi penggunaan batu bara.

Co-firing adalah proses substitusi batu bara dengan bahan biomassa, seperti pellet kayu, sampah, cangkang sawit, dan serbuk gergaji, dalam rasio tertentu.

Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, menyampaikan bahwa program co-firing tidak hanya bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga berfungsi sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat dan membangun ekonomi kerakyatan.

PLN mengajak masyarakat untuk aktif terlibat dalam menciptakan bahan baku co-firing, mulai dari penanaman tanaman biomassa hingga pengelolaan sampah rumah tangga di wilayah mereka untuk dijadikan pellet.

“Dengan program ekonomi kerakyatan co-firing ini, PLN memberikan kontribusi nyata dalam menangani masalah global dan mewujudkan Indonesia sebagai negara yang bersih dan mandiri secara energi.

Baca Juga:  Jalan Sehat Meriah, Puncak Kirab Pemilu 2024 di Bandar Lampung

Kami juga berupaya meningkatkan kapasitas nasional dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG),” ucap Darmawan pada Sabtu (22/7/2023).

Secara kumulatif, penggunaan biomassa pada Semester 1 tahun 2023 mencapai angka 0,4 juta ton, dan pada akhir tahun ditargetkan mencapai 1 juta ton, melebihi jumlah pada tahun 2022 yang sebesar 0,58 juta ton, serta jumlah pada tahun 2021 yang hanya mencapai 0,29 juta ton.

PLN berkomitmen untuk terus meningkatkan penggunaan biomassa hingga mencapai 10 juta ton pada tahun 2025.

Darmawan merinci bahwa penerapan co-firing di wilayah Sumatera dan Kalimantan (Sumkal) sebanyak 38.547 ton, di wilayah Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara (Sulmapana) sebanyak 12.445 ton, dan di wilayah Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) sebanyak 353.575 ton biomassa.

Baca Juga:  Inisiatif Wakil Ketua DPRD Bandar Lampung Memperpanjang Cahaya Listrik PLN di Kampung Jaha, Menghadirkan Kemudahan Baru untuk Aktivitas Warga

“Ke depan, PLN akan terus meningkatkan langkah-langkahnya. Hingga akhir tahun ini, kami akan menambah dua PLTU dan bertahap mencapai 52 PLTU pada tahun 2025. Dengan demikian, co-firing biomassa diharapkan dapat menyumbang 12% dari total bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) pada tahun 2025,” tambah Darmawan.

Untuk mencapai target dekarbonisasi sebesar 954 ribu ton CO2 pada tahun 2023, PLN telah merancang peta jalan nasional untuk program co-firing hingga tahun 2025.

PLN tetap komitmen untuk mendukung upaya dekarbonisasi di Indonesia dengan penerapan co-firing biomassa.

Pada semester 1 tahun 2023, PLN berhasil menurunkan sebanyak 429.470 ton emisi CO2, dan upaya ini akan terus diperjuangkan untuk mencapai target jangka panjang yaitu Indonesia menjadi negara bebas emisi pada tahun 2060 atau bahkan lebih cepat.

Selain itu, PLN juga telah menerapkan berbagai terobosan untuk memastikan rantai pasok sumber biomassa ke pembangkit berjalan dengan baik.

Baca Juga:  PLN Pimpin Revolusi Hijau di Asia Tenggara: Resmikan 21 Pabrik Green Hydrogen dengan Kapasitas Produksi Hingga 199 Ton Pertahun

Salah satunya adalah pengiriman biomassa melalui jalur laut, memanfaatkan kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan, dan juga bekerja sama dengan pemerintah serta stakeholder dalam penyediaan biomassa.

Darmawan menegaskan bahwa PLN tidak hanya berfokus pada mengurangi emisi karbon, tetapi juga sadar akan potensi ekonomi sirkular yang dapat membentuk ekosistem energi kerakyatan, di mana listrik dihasilkan dari kontribusi masyarakat dan dinikmati kembali oleh masyarakat.

Dengan pencapaian ini, PLN terus membuktikan komitmennya dalam berkontribusi untuk mengatasi perubahan iklim dan menjalankan peran strategis dalam transisi menuju energi bersih di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *