Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Power steering, fitur yang umumnya ditemui pada mobil, hadir dalam dua varian utama: hidrolik dan elektrik.
Kedua jenis ini memiliki perbedaan signifikan, baik dalam komponen maupun cara kerja mereka.
Pentingnya Power Steering
Power steering menjadi elemen kunci pada mobil karena mampu meringankan kemudi saat berbelok.
Tanpa power steering, setir akan terasa berat, mengharuskan pengemudi untuk memberikan tenaga ekstra saat mengendalikan mobil.
Pemahaman tentang perbedaan antara power steering hidrolik dan elektrik dapat membantu pengemudi untuk lebih menghargai kinerja sistem ini.
Pengertian Power Steering
Sebelum memahami perbedaan antara kedua jenis power steering, penting untuk mengenal konsep dasarnya. Power steering adalah sistem yang bertugas meringankan beban kemudi.
Saat mobil berbelok, power steering berperan aktif. Mobil-mobil produksi lama, khususnya yang diproduksi sekitar tahun 1950-an hingga 1970-an, umumnya belum dilengkapi dengan power steering.
Power Steering Hidrolik
Power steering hidrolik menggunakan tekanan oli untuk menggerakkan setir. Meskipun semakin banyak mobil yang beralih ke sistem elektrik, power steering hidrolik masih banyak digunakan karena kinerjanya yang terbukti efektif.
Dalam power steering hidrolik, terdapat dua tipe utama: recirculating ball dan rack and pinion, dengan yang terakhir lebih umum digunakan.
Komponen Utama Power Steering Hidrolik
- Pompa Power Steering: Menghasilkan daya dan tekanan oli untuk membantu kemudi.
- Reservoir Tank: Menampung oli power steering.
- Pipa dan Selang: Mengalirkan tekanan dari pompa ke sistem.
- Rack Assembly: Terdiri dari rotary control valve, pressure chamber, dan rack and pinion linkage untuk meringankan kemudi.
Power Steering Elektrik
Power steering elektrik, atau Electronic Power Steering (EPS), adalah pengembangan dari model hidrolik. Meskipun lebih canggih, komponen-komponennya lebih kompleks.
EPS menggunakan sistem otomatis yang diatur oleh komputer dan tidak memerlukan cairan atau oli.
Komponen Power Steering Elektrik:
- Electronic Control Module (ECM): Otak dari EPS yang mengatur komponen lain.
- Motor Listrik: Menggerakkan sistem kemudi secara langsung.
- Torque Sensor: Memberikan informasi saat kemudi diputar.
- Steering Clutch: Menghubungkan dan melepaskan motor listrik dengan batang kemudi.
- Noise Suppressor: Mendeteksi aktivitas mesin.
- On Board Diagnostic: Memberikan informasi jika EPS mengalami gangguan.
Cara Kerja Power Steering Elektrik
Cara kerja EPS lebih sederhana. ECM mengirimkan aliran listrik ke clutch, menghubungkan main shaft dan motor steer saat mesin menyala.
Saat setir berbelok, sensor mendeteksi momen putar, memungkinkan gerakan setir yang lebih efektif dibandingkan model hidrolik.
Menjaga Power Steering Agar Awet
Tidak hanya memahami perbedaan antara kedua jenis power steering, tetapi juga menjaga keduanya merupakan langkah penting.
Beberapa tips untuk merawat power steering:
- Tidak menggerakkan setir sebelum kendaraan bergerak.
- Hindari belokan penuh yang terlalu lama.
- Pilih oli yang sesuai untuk power steering hidrolik.
- Gunakan spare part yang tepat saat perbaikan.
- Pastikan setir berada dalam posisi lurus saat parkir.
- Pilih ban dengan tingkat gesekan yang sesuai.
Merawat power steering dengan baik adalah kunci untuk memastikan kinerjanya optimal dan menghindari masalah yang tidak diinginkan.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang cara kerja dan perbedaan antara power steering hidrolik dan elektrik, pengemudi dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan berkendara mereka.