Media90 – Isu mengenai kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di beberapa perguruan tinggi negeri di Indonesia menjadi perbincangan hangat.
Namun, Universitas Lampung (Unila) menonjol sebagai pengecualian dengan klaim bahwa biaya kuliah di sana telah tetap stabil sejak 2013.
Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan Unila, Habibullah Jimad, menegaskan bahwa Unila telah mempertahankan besaran biaya kuliah tanpa kenaikan sejak delapan tahun lalu.
“Kita tidak ada perbedaan dari tahun 2013. Baik dari UKT kelompok 1 sampai 8 masih sama,” ungkapnya.
Jimad menjelaskan bahwa penentuan UKT di Unila didasarkan pada Sidakma, sebuah borang isian data pokok mahasiswa.
Melalui portal ini, mahasiswa baru diminta untuk mengisi data profil keluarga dan kondisi ekonomi, yang kemudian akan dikorelasikan untuk menetapkan UKT tahap pertama.
Mahasiswa juga diberi kesempatan untuk mengajukan banding UKT jika merasa ada ketidaksesuaian.
Tentang variasi besaran UKT, Jimad menyatakan bahwa hal tersebut bergantung pada fakultas dan kebutuhan fasilitas pendidikan, dengan rata-rata UKT kelompok 1 dimulai dari Rp500 ribu.
Selain itu, Unila memiliki program khusus seperti Penerimaan Mahasiswa Perluasan Akses Pendidikan (PMPAP), di mana mahasiswa dari Lampung dengan latar belakang ekonomi yang kurang mampu dibebaskan dari pembayaran UKT hingga 8 semester.
Mahasiswa juga diberikan kemudahan dengan kebijakan potongan UKT hingga 50% bagi yang telah mencapai semester 8 atau 9 serta mengambil mata kuliah kurang dari 7 SKS.
Meski demikian, Unila menyadari bahwa kebijakan ini dapat mengurangi pendapatan hingga Rp12 miliar.
Jimad menjelaskan bahwa biaya UKT digunakan untuk berbagai kebutuhan di perguruan tinggi, termasuk peningkatan kualitas penelitian, pembangunan sarana dan prasarana, serta kegiatan kemahasiswaan.
Namun, Unila juga menekankan pentingnya diversifikasi pendapatan perguruan tinggi melalui kerjasama dengan dunia usaha dan industri.
Dengan kebijakan stabilnya biaya kuliah dan toleransi terhadap perubahan kondisi ekonomi mahasiswa, Unila berupaya memastikan akses pendidikan yang merata dan inklusif bagi seluruh mahasiswa.