Media90 – Universitas Lampung (Unila) terus memperkuat posisinya di pentas internasional melalui kolaborasi strategis dengan Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM).
Kerjasama ini berfokus pada pengembangan kurikulum dan rancangan program internasional, yang ditandai dengan penandatanganan Letter of Intention (LoI) antara kedua institusi pada acara Higher Education Partnership Conference (Hepcon) 2024 di Jakarta pada Minggu, 1 September 2024.
Penandatanganan LoI ini dilakukan oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan TIK Unila, Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.B.A., bersama perwakilan dari Universiti Kebangsaan Malaysia.
Hepcon 2024, yang digagas oleh Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTN) Republik Indonesia, menjadi momentum penting untuk mempererat hubungan akademik dan memperluas jaringan kerjasama di bidang pendidikan tinggi.
Kerjasama ini mencakup pengembangan kurikulum dan rancangan program double degree, khususnya di bidang sains dan teknologi (Saintek) seperti teknik, matematika, ilmu pengetahuan alam (MIPA), kedokteran, dan pertanian. Selain itu, kedua universitas juga membuka peluang untuk pengembangan kerjasama di bidang ilmu sosial.
Universiti Kebangsaan Malaysia menyambut baik rencana kerjasama ini dan sangat antusias dengan peluang pengembangan kurikulum dan program double degree.
Menurut mereka, kerjasama ini merupakan langkah strategis untuk meningkatkan daya saing global mahasiswa dan lulusan kedua universitas.
Penandatanganan LoI ini juga membuka jalan bagi pertukaran pelajar dan dosen antara Unila dan UKM.
Program pertukaran ini diharapkan dapat memberikan pengalaman akademik dan budaya yang berharga bagi mahasiswa dan dosen dari kedua negara, sekaligus memperkuat jaringan kerja sama internasional.
Dr. Ayi Ahadiat menyampaikan harapan agar hasil dari LoI ini dapat terwujud dalam bentuk kerjasama yang nyata, termasuk di tingkat pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, serta pengembangan kurikulum untuk program double degree.
“Kami berharap realisasi dari letter of intention ini dapat terwujud dalam bentuk kerjasama yang nyata, baik di tingkat pertukaran mahasiswa, pertukaran dosen, maupun dalam pengembangan kurikulum untuk program double degree,” ujar Ayi Ahadiat.
Hepcon 2024 sendiri merupakan inisiatif MRPTN untuk mendorong kolaborasi internasional di bidang pendidikan tinggi, dengan tujuan memperkuat daya saing global perguruan tinggi negeri di Indonesia.
Melalui kerjasama seperti yang terjalin antara Unila dan UKM, diharapkan dapat tercipta inovasi pendidikan yang mampu menjawab tantangan global di era digital.
Kerjasama ini juga sejalan dengan upaya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) dalam memfasilitasi dan mendukung kolaborasi antar perguruan tinggi di Indonesia dengan mitra internasional.
Ditjen Diktiristek menilai, kolaborasi ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas akademik tetapi juga membuka peluang bagi pertumbuhan profesional mahasiswa dan dosen.
Melalui kerjasama ini, Unila dan UKM diharapkan dapat menjadi pionir dalam pengembangan program double degree yang berfokus pada peningkatan kualitas lulusan yang siap bersaing di tingkat internasional.
Pertukaran mahasiswa dan dosen diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Malaysia, serta memperkaya pengalaman akademik bagi semua pihak yang terlibat.
Dengan langkah awal melalui penandatanganan LoI ini, kedua universitas berkomitmen untuk terus menjajaki berbagai peluang kerjasama lainnya, yang diharapkan dapat memberikan manfaat besar bagi dunia pendidikan tinggi di kedua negara.
Masa depan yang lebih terhubung dan kolaboratif antara Unila dan UKM diharapkan dapat terwujud, membawa dampak positif bagi mahasiswa, dosen, dan seluruh komunitas akademik di Indonesia dan Malaysia.