Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Pada tanggal 13 Juli 2023, momentum bersejarah terjadi di Politeknik Negeri Lampung (Polinela) dengan pengukuhan Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si sebagai Guru Besar pertama di bidang Ilmu Teknologi Pangan dan Gizi Jurusan Teknologi Pertanian.
Upacara pengukuhan ini dilangsungkan di Gedung Serba Guna, Kampus Polinela, yang menandai langkah maju bagi universitas setelah berdiri selama 39 tahun.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Sarono menyajikan hasil penelitiannya selama 10 tahun mengenai Pemanfaatan Limbah Kelapa Sawit, khususnya Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS), yang sering dianggap sebagai limbah.
Dengan penuh semangat, Prof. Sarono menjelaskan bahwa penelitiannya menemukan potensi luar biasa dalam pemanfaatan limbah ini untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan pupuk organik.
Menurut Prof. Sarono, tandan kosong kelapa sawit menyimpan berbagai bahan bernilai tinggi, seperti Bahan Organik sebesar 95,64%, Total Karbon 41,97%, Total Nitrogen 0,664%, Lignin 20,34%, Selulosa 58,42%, dan Hemiselulosa 21,29%.
Tingginya kandungan Lignin, Selulosa, dan Hemiselulosa menjadi penyebab mengapa tandan kosong kelapa sawit sulit terdegradasi.
Namun, Prof. Sarono memiliki skema besar untuk mengatasi ini, di mana tandan kosong kelapa sawit dapat dijadikan jamur pangan, biogas, dan kompos atau pupuk organik.
Dalam penelitiannya, Prof. Sarono berhasil menghasilkan 400 Kilogram jamur merang dari setiap 5 Kwintal tandan kosong kelapa sawit.
Efisiensi biologi produksi jamur merang dalam tandan kosong mencapai 9,47%.
Selain itu, produksi biogas mencapai 5,85 mili liter per gram Tandan Kosong Kelapa Sawit, dengan kandungan Gas Methan mencapai 51,20%.
Temuan ini menjanjikan potensi besar dalam menciptakan sumber energi berkelanjutan dari limbah kelapa sawit.
Prof. Sarono juga menggarisbawahi pentingnya komoditas kelapa sawit bagi Indonesia, sebagai sumber devisa, sumber kehidupan, dan penyedia lapangan pekerjaan.
Tahun 2022 mencatat bahwa sekitar 22 juta orang bekerja di perkebunan kelapa sawit di Indonesia, dengan sumbangan devisa sebesar $18.729 juta pada tahun 2018, seperti dilaporkan oleh situs sawit.or.id.
Dalam penutupannya, Prof. Sarono mengajukan harapan agar Pemerintah Daerah dapat berperan aktif dalam mengimplementasikan kemitraan dan pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit untuk masyarakat, baik sebagai sumber jamur pangan, biogas atau energi, maupun pupuk organik.
Ia juga mendorong pemerintah untuk memperhatikan peluang pemasaran jamur merang yang menjanjikan dan mengembangkan strategi regulasi yang mewajibkan perusahaan kelapa sawit bermitra dengan Usaha Kecil, Menengah, atau masyarakat.
Dengan dedikasinya yang telah terbukti melalui penelitian dan temuan inovatifnya, Prof. Sarono telah membuktikan diri sebagai seorang pionir di bidang pemanfaatan limbah kelapa sawit.
Semangatnya dalam mendukung ketahanan pangan dan energi serta pelestarian lingkungan harus menjadi inspirasi bagi para akademisi dan praktisi di Indonesia, serta di seluruh dunia.