Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Desa Batumenyan, sebuah permata wisata laut yang terhampar di Provinsi Lampung, kini berada di pusat perhatian berkat Program DEWI PELITA.
Program inovatif ini berfokus pada pengembangan ekonomi berbasis lingkungan pariwisata, sejalan dengan karakteristik unik desa tersebut.
Dikenal sebagai titik awal perjalanan menuju pesona bahari Pahawang, Desa Batumenyan telah menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru.
Dalam upaya untuk memaksimalkan potensi wisata dan merawat lingkungan, Kurnia Fadila, S.E., M.Sc., seorang Dosen dari Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, mewujudkan gagasan luar biasa ini.
“Dalam konteks ini, Desa Batumenyan bukan hanya destinasi wisata biasa. Kami melihat potensi untuk mengembangkan ekonomi desa secara berkelanjutan sambil menjaga kelestarian alam,” kata Kurnia Fadila.
Pada Senin, tanggal 14 Agustus 2023, acara Pelatihan dan Pendampingan Pendirian Bank Sampah digelar di Desa Batumenyan.
Kegiatan ini dihadiri oleh 20 peserta, termasuk pengurus Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan warga dari 5 dusun, yaitu Dusun Ketapang Barat, Dusun Ketapang Timur, Dusun Margodalom, Dusun Waysabu, dan Dusun Ciberem.
Ini adalah bagian dari Pengabdian kepada Masyarakat Kompetitif Nasional dengan judul “Pengembangan Ekonomi Berbasis Lingkungan Melalui Program DEWI PELITA pada BUMDes Batumenyan.”
Kurnia Fadila, S.E., M.Sc., sebagai Ketua, didukung oleh anggota tim seperti Rico Elhando Badri, SEI., M.E. dan Joko Triloka, M.T., Ph.D.
Situasi kurangnya kesadaran akan dampak sampah terhadap lingkungan dan kesehatan, baik oleh wisatawan maupun agen wisata, menjadi perhatian serius pengelola Desa Batumenyan.
DEWI PELITA hadir sebagai solusi yang menyeluruh, mengatasi permasalahan sampah dan sekaligus menggali potensi ekonomis untuk warga desa.
Kurnia Fadila menjelaskan, “Ini adalah komitmen jangka panjang. Kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mendampingi langkah-langkah nyata. Mulai dari pembentukan pengurus bank sampah hingga pelatihan dan pendampingan pengelolaan sistem dan keuangan, kami ingin memastikan efektivitas program ini.”
Kegiatan ini juga disokong oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat.
Dosen Program Studi Pariwisata IIB Darmajaya tidak hanya memberikan pelatihan mengenai bank sampah, tetapi juga membimbing dalam pembentukan pengurus bank sampah yang diakui secara resmi melalui Surat Keputusan Kepala Desa Batumenyan.
Syahruji, Kepala Desa Batumenyan, menyatakan apresiasi mendalam atas upaya ini. “Kami berterima kasih kepada tim IIB Darmajaya atas pelatihan dan pendampingan pengelolaan bank sampah ini. Kami berharap kegiatan ini akan berlanjut dan membantu kami mengatasi masalah sampah sambil meningkatkan perekonomian masyarakat melalui Program DEWI PELITA.”
Dengan semangat baru yang diinspirasi oleh Program DEWI PELITA, Desa Batumenyan tidak hanya berupaya menjadi destinasi wisata yang menakjubkan, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana ekonomi dan lingkungan bisa saling mendukung dan berkembang.