BERITA

Seminar dan Pameran Teknologi Budidaya Perikanan di Dipasena Tulang Bawang oleh Yayasan WWF Indonesia

21
×

Seminar dan Pameran Teknologi Budidaya Perikanan di Dipasena Tulang Bawang oleh Yayasan WWF Indonesia

Sebarkan artikel ini
Yayasan WWF Indonesia Gelar Seminar dan Pameran Teknologi Budidaya Perikanan di Dipasena Tulang Bawang
Yayasan WWF Indonesia Gelar Seminar dan Pameran Teknologi Budidaya Perikanan di Dipasena Tulang Bawang

Media90 – Yayasan World Water Forum (WWF) Indonesia, bersama dukungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia, mengadakan seminar budidaya dan pameran teknologi pada Kamis, 19 September 2024.

Acara ini berlangsung di Gedung Serba Guna (GSG) P3UW Lampung dan merupakan bagian dari AgResults Indonesia Aquaculture Challenge Project.

Seminar ini bertujuan untuk memperkuat sektor budidaya perikanan melalui penerapan solusi teknologi yang dapat membantu pembudidaya skala kecil.

Koordinator acara, Nur Ahyani, menyampaikan bahwa kegiatan ini juga menyediakan platform bagi para kompetitor untuk mempresentasikan inovasi dan layanan yang dapat diadopsi oleh para pembudidaya.

“Harapannya, produktivitas dan pendapatan pembudidaya skala kecil dapat meningkat melalui teknologi ini,” ujar Nur Ahyani.

Baca Juga:  Kunjungan Ernawati Trenggono ke Dekranasda Lampung Disambut Hangat oleh Riana Sari Arinal

Ketua Perhimpunan Petambak Pembudidaya Udang Wilayah (P3UW) Lampung, Suratman, menambahkan bahwa mereka menyambut baik kegiatan ini.

Menurutnya, kawasan pertambakan di Dipasena memiliki potensi besar yang belum sepenuhnya dimanfaatkan.

“Semoga seminar dan pameran ini dapat memberikan pencerahan bagi peserta dan diimplementasikan untuk meningkatkan budidaya udang,” ungkapnya.

Dalam seminar bertema “Peranan Teknologi Pengelolaan Kualitas Air dan Penyakit untuk Peningkatan Produksi Budidaya Udang,” Sekretaris Jendral Forum Udang Indonesia (FUI), Coco Kokarkin Soetrisno, membahas berbagai tantangan, solusi, dan peluang dalam budidaya udang.

Ia menggarisbawahi tingginya angka kematian udang akibat penyakit, seperti Enterocytozoon hepatopenaei (EHP) dan Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND).

Coco menyarankan agar para petambak menggunakan bibit udang yang tahan penyakit dan memanfaatkan sistem tokolan (Gelondong) sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Ia juga menekankan bahwa sistem ini dapat menjadi peluang bisnis baru bagi petambak.

Baca Juga:  Tindakan Ketat untuk Keamanan WSL Krui Pro

“Teknologi terus berkembang, tetapi tidak semua mau menerimanya karena merasa nyaman dengan cara lama. Harapannya, P3UW dan para petambak di Dipasena dapat terbuka terhadap inovasi dan teknologi budidaya,” tuturnya.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 100 petambak anggota P3UW Lampung yang mengikuti seminar dengan antusias.

Selain seminar, delapan kompetitor juga hadir untuk menawarkan berbagai alat, teknologi, dan pendampingan teknis budidaya guna membantu petambak mencegah dan mengurangi risiko gagal panen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *