BERITA

PLN dan Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu untuk Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa

57
×

PLN dan Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu untuk Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa

Sebarkan artikel ini
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu
Terus Kembangkan Bahan Co-Firing Biomassa, PLN Bersama Kementan Luncurkan Model Pertanian Terpadu

Media90 – Pada Kamis, 26 September 2024, PT PLN (Persero) melalui Sub Holding PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) meresmikan program pengembangan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan dan pertanian terpadu di lahan kritis seluas 100 hektare di Desa Bojongkapol, Bojonggambir, Tasikmalaya, Jawa Barat.

Inisiatif ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan biomassa untuk co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), tetapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat lokal.

Sinergi untuk Pemberdayaan Masyarakat

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, yang hadir dalam peresmian tersebut, menyambut baik inisiatif PLN untuk memberdayakan masyarakat.

Ia menyatakan kesiapan Kementerian Pertanian untuk bersinergi dengan PLN, memastikan keberhasilan program melalui pembinaan dan kehadiran penyuluh.

“Kami dari Kementerian Pertanian siap bersinergi, siap mendorong, siap membantu, siap menempatkan orang. Apapun yang baik untuk rakyat, kita siap jiwa raga untuk rakyat,” ungkap Sudaryono.

Sudaryono juga mengapresiasi komitmen PLN yang tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga meningkatkan ekonomi masyarakat.

Baca Juga:  PLN Dorong Pertumbuhan Industri di Lampung dengan Sambungan Listrik Baru ke PT Cangu Coco Liz

“Ini inisiatif yang sangat baik. Selain terkait renewable energy, ini mengandung nilai ekonomi yang besar bagi masyarakat sekitar,” tambahnya.

Dukungan PLN dalam Dekarbonisasi Energi

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan bahwa PLN terus berupaya meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari upaya dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan di Indonesia.

Program ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai net zero emissions (NZE) pada tahun 2060, sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Dulu, ketersediaan pasokan biomassa untuk co-firing menjadi tantangan. Namun, dengan kolaborasi ini, program ini tidak hanya mampu memanfaatkan lahan kritis yang tidak produktif, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan daerah,” jelas Darmawan.

Program Terpadu di Tasikmalaya

Baca Juga:  Sinergi Pendidikan dan Industri: PLN dan SMK BLK Bandar Lampung Saling Berkolaborasi dalam Penyusunan Kurikulum

Dalam program ini, PLN mengembangkan ekosistem biomassa berbasis pertanian terpadu dengan melibatkan masyarakat untuk mengolah lahan kritis menjadi produktif.

Sebelumnya, program serupa telah berhasil dilaksanakan di Cilacap dan Gunungkidul, dengan luas lahan yang signifikan.

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menjelaskan bahwa biomassa yang digunakan sebagian besar berasal dari limbah pertanian dan perkebunan.

“Kami mengajak masyarakat Tasikmalaya untuk memanfaatkan peluang ini untuk meningkatkan pendapatan ekonomi,” katanya.

Sebanyak 100 ribu tanaman indigofera akan ditanam, dan PLN EPI juga akan menyerahkan 205 ekor domba untuk dibudidayakan.

Iwan juga menekankan pentingnya penanaman tanaman energi dengan sistem tumpang sari, seperti cabai, tomat, dan timun, yang dapat memberikan penghasilan tambahan bagi masyarakat.

Baca Juga:  Proyeksi BI: Meningkatnya Kinerja Ekonomi, Diperkirakan Permintaan Uang Libur Natal dan Tahun Baru di Lampung Tembus Rp3 Triliun

Target Jangka Panjang

Hingga Triwulan III 2024, PLN EPI telah berhasil memanfaatkan biomassa untuk co-firing di 46 PLTU, mencapai 3 juta ton.

Targetnya, jumlah ini akan meningkat menjadi 10 juta ton pada tahun 2025 untuk memenuhi kebutuhan biomassa di 52 PLTU milik PLN.

Dengan inisiatif ini, PLN berharap dapat membangun ekosistem biomassa yang berkelanjutan, yang tidak hanya menguntungkan dari segi energi tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang nyata bagi masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *