Media90 – Suparmin, Ketua Kelompok Tani Tunas Baru di Desa Sidoharjo, Way Panji, Lampung Selatan, merupakan sosok pahlawan masa kini yang berperan besar dalam menjaga ketahanan pangan di wilayahnya.
Berkat dukungan penuh dari PLN melalui program Electrifying Agriculture PLN Peduli, Suparmin dan kelompok taninya berhasil meningkatkan kesejahteraan petani lokal dan sukses menggandakan hasil panen padi mereka.
Sebelum bantuan sumur bor yang diberikan oleh PLN, Suparmin dan para petani di Desa Sidoharjo hanya dapat memanen padi sekali setahun.
Mereka menghadapi tantangan besar dengan biaya operasional yang tinggi, terutama dalam menyuplai air ke sawah yang membutuhkan genset.
Setiap kali para petani harus menghidupkan genset selama 10 jam untuk memenuhi kebutuhan air di sawah mereka, dengan biaya bahan bakar yang mencapai Rp80 ribu per jam, atau sekitar Rp800 ribu per hektar setiap kali pengisian air.
Dalam satu musim tanam, biaya operasional ini bisa mencapai Rp2,4 juta per hektar, suatu beban berat bagi petani.
Namun, tiga tahun lalu, PLN Peduli datang dengan bantuan sumur bor yang dilengkapi pompa listrik, yang memberikan solusi efisien bagi para petani.
Berkat bantuan ini, Suparmin dan kelompok taninya kini dapat memanen padi dua kali dalam setahun, suatu capaian yang sebelumnya tak terbayangkan.
“Alhamdulillah, sebelum ada sumur bor dari PLN Peduli, kami hanya bisa panen satu kali setahun. Namun setelah mendapat bantuan sumur bor, kami dapat panen dua kali setahun,” kata Suparmin, Selasa (12/11/2024).
Suparmin juga menambahkan, sebelum adanya pompa listrik dari PLN Peduli, biaya operasional untuk mengairi sawah sangat besar.
Sekarang, dengan pompa listrik, biaya tersebut turun drastis menjadi hanya sekitar Rp250 ribu per hektar, jauh lebih hemat dibandingkan menggunakan genset.
Bagi petani seperti Suparmin yang memiliki tiga hektar sawah, penghematan ini sangat signifikan dan meningkatkan keuntungan mereka.
“Pompa listrik dari PLN Peduli sangat membantu kami dalam menurunkan biaya operasional. Sebelumnya, kami harus mengeluarkan biaya besar untuk bahan bakar genset. Sekarang dengan biaya listrik yang jauh lebih hemat, kami sangat berterima kasih atas uluran tangan PLN kepada kami,” ujar Suparmin dengan penuh syukur.
Keberhasilan ini juga berdampak pada hasil panen padi yang meningkat pesat. Pada saat panen raya, Suparmin dan kelompok taninya mampu menghasilkan 8 hingga 9 ton padi per hektar, sebuah pencapaian yang membanggakan dan menjadi bukti bahwa dengan bantuan yang tepat, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani dapat terwujud.
Sementara itu, General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Lampung, Muhammad Joharifin, mengungkapkan bahwa program Electrifying Agriculture merupakan komitmen PLN untuk mendukung masyarakat desa dalam meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan pangan, khususnya di wilayah-wilayah yang membutuhkan.
“Dukungan PLN ini tak hanya membantu petani dalam mengatasi tantangan operasional, tetapi juga membuka jalan bagi petani di Desa Sidoharjo untuk mencapai potensi maksimal mereka dalam sektor pertanian,” ungkap Muhammad Joharifin.
Melalui program ini, PLN tidak hanya menerangi desa-desa di pelosok, tetapi juga menjadi mitra bagi masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
Dengan langkah ini, PLN menunjukkan bahwa keberlanjutan sektor pertanian di Indonesia dapat tercapai melalui kerjasama antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat.