Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Desa Muara Gadingmas, sebuah kawasan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi yang berpusat di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) setempat, kini menjadi saksi bisu dari pengorbanan sehari-hari para pengusaha ikan seperti Cahyono.
Mengemudi melintasi kubangan air berwarna kecokelatan, Cahyono dengan telaten mencoba menghindari lubang di jalan yang telah menjadi teman setia setiap perjalanan menuju TPI.
Namun, bukan kepiawaiannya mengemudi yang menjadi masalah, melainkan kondisi jalan yang semakin memprihatinkan.
Berbicara dengan warga setempat seperti Nur Ali dan Jafar, kita mendapati bahwa kisah keluhan terhadap jalan ini sudah berlangsung selama lebih dari 15 tahun.
Meski sudah ada janji-janji perbaikan dari berbagai calon kepala daerah, nyatanya jalan tersebut masih tetap sama, bahkan semakin parah. Janji-janji manis dari kampanye politik hanya terdengar sejenak, tanpa realisasi yang nyata.
Nur Ali, seorang pengusaha ikan, menyampaikan betapa pentingnya kondisi jalan yang baik bagi keberlangsungan usahanya.
Biaya operasional yang terus meningkat akibat kerusakan mobil dan kendaraan merupakan beban tambahan yang cukup besar.
Sementara Jafar menambahkan bahwa jalan tersebut bukan hanya menjadi kebutuhan lokal, melainkan akses vital bagi perekonomian di wilayah tersebut.
Terkait hal ini, tokoh masyarakat setempat, Bayu Witara, mempertanyakan motif sebenarnya di balik pembiaran kerusakan jalan tersebut.
Ia menduga bahwa jalan rusak di Muara Gadingmas menjadi komoditas politik setiap lima tahun sekali, menjadi bahan jualan bagi para calon kepala daerah dalam pemilihan umum.
Wahyono, Kepala Desa Muara Gadingmas, menambahkan bahwa jalan tersebut bukan hanya sebagai akses bagi pengusaha ikan, namun juga bagi buruh dan wisatawan yang menuju ke Pantai Kerangmas.
Sudah saatnya, menurutnya, perhatian serius dari pemerintah, terutama wakil rakyat dari daerah setempat, untuk memperjuangkan perbaikan jalan yang menjadi nyawa bagi banyak aktivitas ekonomi dan sosial di wilayah tersebut.
Hendri, Camat Labuhan Maringgai, berharap bahwa usulan perbaikan jalan tersebut di Musrenbang terbaru bisa menjadi titik balik bagi perubahan nyata.
Namun, apakah harapan ini akan menjadi kenyataan atau sekadar menjadi catatan di atas kertas, hanya waktu yang akan menjawabnya.
Dalam keseluruhan cerita ini, jalan di Muara Gadingmas bukan hanya sebuah jalan.
Ia adalah cermin dari perjuangan dan harapan masyarakat untuk kehidupan yang lebih baik, serta cermin dari politik lokal yang kadang terlalu sibuk dengan janji-janji kosong. Semoga suara mereka didengar, dan langkah nyata untuk perbaikan segera dilakukan.