Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Tim dosen dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura (TPTH) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) telah berhasil menjalankan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi peran vital tanaman pembatas (border) dalam budidaya kembang kol.
Penelitian ini mendalam dilakukan guna mengeksplorasi potensi tanaman border sebagai solusi pengendalian hama yang ramah lingkungan, mengingat tantangan serangan hama yang dihadapi oleh petani di dataran rendah Provinsi Lampung.
Biasanya, pengendalian hama pada tanaman kembang kol di dataran rendah Lampung dilakukan dengan menggunakan pestisida kimia.
Namun, tim peneliti di Polinela bertekad untuk mencari alternatif yang lebih berkelanjutan dan sehat bagi tanaman dan konsumen.
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Negeri Lampung, dengan menggunakan beberapa jenis tanaman sebagai tanaman border, termasuk bawang daun, tagetes (bunga “telek ayam”), dan tomat rampai.
Tim peneliti yang terdiri dari Ir. Raida Kartina, M.P., Wika Anrya Darma, S.P., M.Si., Ratih Rahhutami, S.P., M.Si., dan Sekar Utami Putri, S.P., M.Sc., berusaha keras untuk mengungkap potensi penggunaan tanaman border dalam budidaya kembang kol.
Ir. Raida Kartina, M.P., ketua tim penelitian, menjelaskan, “Tanaman border berperan sebagai penghalang bagi serangan hama dan penarik bagi predator atau parasitoid hama. Tanaman ini memiliki bau khas yang tidak disukai oleh hama dan seringkali memiliki warna bunga yang mencolok. Ketika hama mencoba menyerang tanaman utama, tanaman border ini menjadi penghalang pertama yang menghadang mereka.”
Tanaman border yang memiliki bau khas seperti bawang daun dan tomat rampai ternyata tidak disenangi oleh beberapa hama.
Hal ini membuat serangan hama pada tanaman utama, dalam hal ini kembang kol, dapat terhindari.
Selain itu, telur hama juga menjadi makanan bagi predator atau parasitoid hama, membantu lebih lanjut dalam pengendalian populasi hama.
Dalam penelitian ini, bawang daun terbukti memberikan pertumbuhan kembang kol yang optimal.
Sementara tanaman tagetes berhasil menekan serangan hama dan menghasilkan bobot panen kembang kol tertinggi hingga mencapai 400 gram.
Ir. Raida menyimpulkan, “Dengan hasil penelitian ini, kami berharap dapat memberikan manfaat bagi petani dengan meningkatkan hasil panen mereka serta menghasilkan produk yang lebih sehat dan bebas dari residu pestisida. Tanaman border bukan hanya sebagai pengendali hama, tetapi juga sebagai pendukung pertumbuhan tanaman utama.”
Penelitian ini merupakan langkah positif dalam upaya menciptakan sistem pertanian yang lebih berkelanjutan, ramah lingkungan, dan mendukung kesehatan masyarakat.
Polinela akan terus berusaha untuk memajukan teknologi pertanian demi kebaikan bersama.