BERITA

Penelitian Dosen Polinela Dorong Peningkatan Produksi Kakao di Desa Wiyono, Pesawaran

83
×

Penelitian Dosen Polinela Dorong Peningkatan Produksi Kakao di Desa Wiyono, Pesawaran

Sebarkan artikel ini
Dosen Polinela Lakukan Penelitian untuk Meningkatkan Produksi Kakao di Desa Wiyono, Pesawaran
Dosen Polinela Lakukan Penelitian untuk Meningkatkan Produksi Kakao di Desa Wiyono, Pesawaran

Media90 – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) melalui Program Studi Produksi Tanaman Perkebunan baru-baru ini mengadakan kegiatan penelitian bersama dengan Kelompok Tani Dusun di Desa Wiyono, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan penggunaan pupuk hayati Trichoderma dan mengkombinasikannya dengan berbagai media tanam guna meningkatkan pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao).

Tim dosen yang memimpin penelitian ini terdiri dari Ovy Erfandari, S.P., M.Si., Sri Nurmayanti, S.P., M.Si., Reza Wahyuni, S.Pd., M.Pd., Ir. Hamdani, M.Si., dan Ir. Abdul Aziz, M.P., serta dua mahasiswa.

Kegiatan ini merupakan bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Penelitian ini berjudul “Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) yang Dikombinasikan dengan Media Tanam dan Trichoderma sp. sebagai Pupuk Alami” dan berfokus pada mengidentifikasi penyebab penurunan produksi kakao di daerah tersebut.

Baca Juga:  Memperingati Kemerdekaan RI ke-78: Sukses dengan Akhlak Mulia, Ungkap Rektor UTI Dr. Nasrullah

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh petani kakao adalah pembusukan buah yang disebabkan oleh patogen Phytophthora palmivora. Dalam penelitian ini, Trichoderma sp. digunakan sebagai agen hayati untuk mengatasi masalah ini.

Penelitian ini berlangsung dari April hingga Agustus 2024. Sebagai latar belakang, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil kakao terbesar di dunia, namun produksi kakao di Lampung mengalami fluktuasi dan penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

“Penurunan produksi kakao salah satunya disebabkan oleh organisme pengganggu tanaman (OPT), seperti penyakit busuk buah yang disebabkan oleh patogen Phytophthora palmivora,” ungkap Ovy Erfandari dalam rilisnya pada Selasa, (27/8/2024).

Ia juga menambahkan bahwa penyakit ini dapat menyebar dengan cepat di lahan kakao, sehingga diperlukan tindakan pencegahan yang tepat.

“Salah satu cara untuk mengatasi penyakit ini adalah dengan meningkatkan kesehatan dan daya tahan tanaman secara keseluruhan,” jelasnya.

Baca Juga:  Prof. Dr. Iskhaq, Kepala LLDIKti Wilayah II, Menyoroti Tiga Gejala Terkini dalam Transformasi Dunia Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi media tanam yang terdiri dari top soil, pupuk kompos, dan Trichoderma sp. memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan bibit kakao.

Tanaman menunjukkan peningkatan tinggi hingga 39,50 cm, jumlah daun mencapai 21,58 helai, dan luas daun sebesar 37,79 cm².

Hal ini disebabkan oleh dekomposisi sempurna unsur hara dalam media tanam berkat peran Trichoderma sp. sebagai biodekomposer.

Selain itu, penggunaan top soil yang dikombinasikan dengan Trichoderma sp. terbukti berpengaruh positif pada diameter batang, sementara kombinasi dengan pupuk kompos memberikan dampak pada pertumbuhan keseluruhan bibit kakao.

Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembibitan yang sehat dan baik akan menghasilkan bibit unggul, yang pada akhirnya mendukung peningkatan produksi dan mutu tanaman kakao.

Trichoderma sp. sebagai agen pengontrol hayati juga memberikan dampak positif pada pertumbuhan akar dan tanaman secara keseluruhan, serta meningkatkan produksi kakao.

Baca Juga:  Kiki The Potters: Egi Berkomitmen untuk Melayani Masyarakat Lampung Selatan

Karena sifat-sifat ini, penggunaan Trichoderma sp. pada media tanam pembibitan kakao sangat direkomendasikan sebagai langkah preventif untuk mencegah serangan penyakit dan untuk meningkatkan hasil produksi kakao di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *