Media90 – Pameran lukisan bertajuk “Artistik Soul” yang digelar di Swiss Bellhotel Bandar Lampung berlangsung meriah, menampilkan berbagai karya seni dari para seniman yang tergabung dalam Komunitas Slira, serta seniman dari berbagai daerah di Lampung.
Acara pameran seni lukis ini berlangsung selama sebulan, dari 28 September hingga 27 Oktober 2024, dan akan ditutup dengan lelang karya seni yang dipamerkan.
Komunitas Slira, yang didirikan oleh M. Abdul Malik pada tahun 2019, awalnya lahir dari keresahan akan kurangnya wadah kesenian di kampus.
Kini, komunitas tersebut telah berkembang pesat dan menjadi rumah bagi para seniman dari berbagai latar belakang.
Menurut Danang Wicaksono, salah satu anggota senior yang pernah menjabat sebagai Ketua Divisi Lukis, komunitas ini berfungsi sebagai tempat belajar dan mengekspresikan seni bagi anggotanya.
“Slira terbuka untuk umum, siapa saja yang ingin belajar seni dan berkomitmen bisa bergabung,” kata Danang, pada Selasa (8/10/2024).
Komunitas ini berfokus pada lima divisi seni, yaitu sastra, lukis, tari, teater, dan musik, dengan berbagai program rutin dan acara besar seperti “Pocong Slira” dan “Slira Berisik.”
Selain itu, Slira juga menjadi tempat bagi para anggotanya untuk menemukan kembali semangat hidup melalui seni, terutama bagi mereka yang mengalami masalah pribadi.
Salah satu karya yang menjadi pusat perhatian di pameran ini adalah lukisan berjudul “Elang dan Kapal Selam” karya Danang Wicaksono.
Lukisan ini menggambarkan tragedi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 melalui simbolisme burung elang, yang melambangkan kekuatan di tengah kehancuran kapal selam di lautan.
“Saya terinspirasi oleh perasaan duka atas tragedi ini. Burung elang tetap terbang bebas, sementara kapal selam tenggelam, ini menunjukkan ketidakadilan dan kepedihan yang dalam,” ungkap Danang.
Menggunakan gaya realisme, Danang menyelesaikan lukisan ini dalam empat hari, menggambarkan kehidupan nyata secara detail dan emosional.
Karya ini diharapkan dapat memberikan penghormatan atas tragedi tersebut dan dijual melalui lelang dengan harga awal Rp2,5 juta.
Pameran Artistik Soul tidak hanya menampilkan seniman-seniman dari Bandar Lampung, tetapi juga dari berbagai kabupaten di Lampung seperti Pesawaran, Pringsewu, Metro, Lampung Utara, dan Lampung Tengah. Hal ini menawarkan kesempatan bagi masyarakat untuk lebih dekat dengan seni lokal.
Dengan adanya lelang pada hari terakhir pameran, karya-karya yang dipamerkan, termasuk “Elang dan Kapal Selam,” diprediksi akan menarik perhatian para kolektor seni dan pecinta seni dari berbagai kalangan.
Pameran ini bukan hanya menjadi ajang ekspresi seni, tetapi juga wadah bagi seniman-seniman muda Lampung untuk menunjukkan bakat mereka kepada publik, dengan harapan bahwa karya-karya mereka dapat melampaui batas nasional dan dikenal di kancah internasional.
Pameran “Artistik Soul” ini membuktikan bahwa seni memiliki kekuatan untuk menyatukan, menginspirasi, dan menciptakan perubahan, sekaligus memberikan platform bagi para seniman untuk berkarya dan berekspresi.