Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) mengambil langkah signifikan dalam memajukan penelitian dan keterlibatan masyarakat dengan menyelenggarakan International Conference on Agriculture and Applied Science (ICoAAS) dengan tema “Sustainable Agriculture: Resilient SDGs, Smart Farming, and Growing Food for The Future Through Applied Technology.”
Acara ini berlangsung pada Kamis (9/11/2023) di Emersia Hotel & Resort Lampung.
Pidato pembuka disampaikan oleh Dr. Ir. Yana Sukaryana, M.P., Kepala Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Dr. Yana menekankan bahwa ICoAAS 2023 bertujuan untuk memamerkan penelitian berkualitas tinggi di bidang pertanian dan ilmu terapan, menampilkan pembicara utama terkenal dan pembicara undangan dari wilayah Asia.
Pembicara terkemuka termasuk Prof. Nobuhiro Kaneko, Ph.D., Prof. Dato’ Dr. Md. Gapar Bin Md. Johar, Prof. Dr. Eng. Ir. Udin Hasanudin, dan Dr. Ir. Beni Hidayat. Dr. Yana berharap kehadiran mereka dapat signifikan meningkatkan nilai dan kualitas acara.
Dr. Yana mengucapkan terima kasih kepada semua peserta yang mendaftar dan berkontribusi dalam seminar internasional ini.
“Kami memiliki 120 pembicara yang mempresentasikan hasil penelitian mereka dalam delapan ruang lingkup yang berbeda, mencakup berbagai aspek penting dalam bidang pertanian dan ilmu terapan. Semua kontribusi ini sangat berharga bagi kami,” katanya.
Dr. Yana mengakhiri dengan mengundang peserta untuk bergabung pada acara ICoAAS di masa depan, menekankan pentingnya partisipasi mereka dalam membuat ICoAAS menjadi platform yang lebih bermanfaat dan berkualitas di masa mendatang.
Selanjutnya, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., Direktur Polinela, menyambut peserta pada edisi keempat International Conference on Agriculture and Applied Science.
Prof. Sarono menyoroti komitmen Polinela terhadap pendidikan vokasi, pengembangan keterampilan, dan penelitian terapan, menekankan potensi penelitian terapan untuk memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.
ICoAAS, menurut Prof. Sarono, menjadi platform penting untuk mempercepat penyebaran temuan penelitian terapan.
“Kami berharap konferensi ini menjadi forum diskusi dan kolaborasi mengenai topik penelitian terkini,” katanya.
Ia menekankan peran penting ICoAAS dalam mendukung visi Polinela untuk menjadi politeknik yang unggul, inovatif, dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terapan.
Prof. Sarono mengucapkan terima kasih kepada pembicara utama yang telah bersedia berbagi pengetahuan dan keterampilan mereka selama konferensi, dan ia berharap acara ini dapat membangun hubungan yang lebih kuat antara Polinela, akademisi, industri, dan masyarakat, memberikan manfaat nyata bagi semua pihak yang terlibat.
Konferensi dimulai dengan Prof. Nobuhirro Kaneko dari Fukushima University, Jepang, memberikan presentasi tentang Soil Smart Agriculture.
Pendekatan ini memanfaatkan teknologi dan data untuk mengoptimalkan pengelolaan tanah secara efisien, menggunakan sensor, teknologi penginderaan jauh, analisis data, dan sistem informasi geografis (GIS) untuk memonitor kondisi tanah, memberikan rekomendasi pemupukan yang tepat, dan memantau kesehatan tanaman.
Prof. Dato’ Dr. Md. Gapar Bin Md. Johar dari Management and Science University, Malaysia, membahas pemanfaatan rekayasa dan teknologi informasi untuk mendukung sektor pertanian dalam sesi kedua.
Ini melibatkan penggunaan berbagai solusi teknologi dan sistem informasi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan dalam pertanian.
Pada sesi ketiga, Dr. Ir. Beni Hidayat, M.Si., dari Politeknik Negeri Lampung, membahas penggunaan teknologi ultrasonik dalam industri makanan, menyoroti aplikasinya dalam pengolahan bahan makanan menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi di atas batas pendengaran manusia (lebih dari 20 kHz).
Pembicara kedua dalam sesi ini, Prof. Dr. Ir. Udin Hasanudin, M.T., dari Universitas Lampung, memfokuskan materinya pada Pengelolaan Limbah untuk Mitigasi Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Industri Kelapa Sawit.
Ia membahas strategi dan praktek yang digunakan dalam industri kelapa sawit untuk mengelola limbah dengan tujuan mengurangi emisi GRK.
Kelapa sawit adalah salah satu industri besar yang menghasilkan limbah organik dan non-organik yang signifikan, yang jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan peningkatan emisi GRK, terutama metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2).
Konferensi diakhiri dengan diskusi yang dipandu oleh moderator dan koordinator, mencakup berbagai bidang, termasuk Lingkup Pertanian dan Bioteknologi, Ilmu Hewan dan Perikanan, Ilmu Lingkungan dan Sumber Energi Baru, Teknik dan Informatika untuk Mendukung Pertanian Cerdas, Ilmu Pangan dan Agroindustri, serta Pertanian Berkelanjutan.
ICoAAS 2023 memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya pengetahuan dan kerjasama ilmiah di bidang pertanian dan ilmu terapan, menegaskan komitmen Polinela dalam mendukung perkembangan riset dan inovasi di Indonesia.