Media90 – Kondisi lingkungan global saat ini semakin mengkhawatirkan. Terutama terkait dengan perubahan iklim yang semakin parah akibat emisi gas rumah kaca dari pembakaran bahan bakar fosil. Untuk mengurangi dampak ini, salah satu solusinya adalah dengan mengembangkan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan menerapkannya di seluruh dunia.
Indonesia, sebagai negara yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di antara dua benua yang besar, memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan EBT.
Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 442,4 gigawatt (GW). Potensi ini terdiri dari energi surya (207,4 GW), angin (60 GW), hidro (75 GW), biomassa (100 GW), dan geotermal (0,9 GW).
Pemerintah Indonesia telah menetapkan tiga isu respons dinamika energi global dalam rangka mengantisipasi perubahan dinamika energi global yang terjadi. Ketiga isu tersebut adalah peningkatan efisiensi energi, pengembangan energi baru terbarukan, dan pemanfaatan sumber daya energi domestik.
Namun, bagaimana tanggapan masyarakat Indonesia terhadap kebijakan ini? Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat Indonesia tentang pentingnya energi baru terbarukan semakin meningkat.
Hal ini tercermin dari banyaknya komunitas dan organisasi yang fokus pada pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Masyarakat juga semakin sadar akan pentingnya penghematan energi dan efisiensi energi di rumah tangga dan industri.
Mengapa energi baru terbarukan harus diterapkan di seluruh dunia khususnya di Indonesia? Berikut adalah beberapa alasan:
- Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca: Penggunaan EBT dapat mengurangi emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. Emisi gas rumah kaca ini merupakan penyebab utama dari perubahan iklim yang semakin parah. Dengan mengembangkan EBT dan menerapkannya di seluruh dunia, emisi gas rumah kaca dapat dikurangi secara signifikan.
- Mengurangi Ketergantungan Pada Energi Fosil: Energi fosil memiliki keterbatasan dan jumlahnya semakin menipis. Selain itu, harga energi fosil yang semakin tinggi juga menjadi masalah bagi negara yang mengimpor energi fosil. Dengan mengembangkan EBT, negara-negara dapat mengurangi ketergantungan mereka pada energi fosil dan menghemat anggaran untuk impor energi.
- Menghemat Sumber Daya Alam: Pengembangan EBT tidak hanya mengurangi penggunaan energi fosil, tetapi juga menghemat sumber daya alam lainnya seperti air dan tanah. Contohnya, pengembangan energi angin tidak membutuhkan penggunaan air atau tanah yang besar, sehingga lebih ramah lingkungan.
- Mengurangi Biaya Energi: Meskipun biaya investasi untuk pengembangan EBT dapat relatif lebih mahal, biaya operasional dan pemeliharaannya relatif lebih murah dan stabil dibandingkan dengan energi fosil. Dalam jangka panjang, pengembangan EBT dapat membantu mengurangi biaya energi bagi masyarakat.
Namun, masih ada beberapa masalah yang menjadi kendala dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, seperti infrastruktur yang belum memadai, kurangnya pembiayaan, dan peraturan yang belum mendukung.
Masyarakat juga masih menganggap energi fosil sebagai sumber energi yang lebih murah dan mudah diakses.
Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan dan program yang mendukung pengembangan energi baru terbarukan.
Contohnya adalah program Kelistrikan Berkelanjutan 2015-2019 yang berfokus pada pengembangan energi terbarukan dan program Subsidi Solar Home System untuk mendorong penggunaan panel surya di rumah tangga yang belum teraliri listrik.
Meskipun demikian, tanggapan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dalam Fokuskan Tiga Isu Respon Dinamika Energi Global masih terbilang kurang.
Masyarakat yang belum sepenuhnya memahami kebijakan tersebut dan belum terlibat secara aktif dalam pengembangan energi baru terbarukan.
Oleh karena itu, peran masyarakat dalam mendukung kebijakan pemerintah sangatlah penting. Masyarakat dapat terlibat dalam kampanye kesadaran energi, memilih produk yang ramah lingkungan, dan mengikuti program-program pengembangan energi baru terbarukan yang disediakan oleh pemerintah.
Selain itu, pemerintah juga perlu melakukan pendekatan yang lebih efektif dalam menyampaikan informasi dan manfaat dari pengembangan energi baru terbarukan kepada masyarakat.
Pemerintah perlu bekerja sama dengan komunitas dan organisasi yang peduli terhadap lingkungan dan energi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Dalam kesimpulannya, pengembangan energi baru terbarukan merupakan langkah penting dalam mengantisipasi perubahan dinamika energi global.
Meskipun masih ada kendala dalam pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, dengan kesadaran dan dukungan masyarakat serta dukungan kebijakan pemerintah yang lebih kuat, Indonesia dapat menjadi negara yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.