Media90 – Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Lampung, khususnya Bandar Lampung, semakin diuntungkan dengan keberadaan Jaringan Gas (Jargas) PGN sebagai Subholding Gas Pertamina.
Penggunaan Jargas terbukti lebih ekonomis, dengan penghematan biaya sebesar 30 hingga 50 persen.
Dimas, pemilik Sate Utami Cabang Wayhalim, menjadi salah satu contoh nyata dari keuntungan penggunaan Jargas. Dua bulan lalu, Dimas memutuskan beralih ke Jargas PGN.
Di outletnya, ia menyatakan bahwa perbedaan biaya penggunaan Jargas dengan LPG sangat signifikan.
“Outlet kami dalam sehari bisa menghabiskan satu atau lebih tabung LPG ukuran 12 Kg. Namun, gas yang tersisa di dalam tabung sering kali tidak bisa digunakan karena tekanannya sudah rendah,” jelasnya.
Dengan Jargas, Dimas merasakan efisiensi yang luar biasa. “Selisih penggunaan gas rata-rata mencapai 30 hingga 50 persen.
Biaya bulanan yang sebelumnya mencapai 4-5 juta rupiah, kini hanya sekitar 2 juta rupiah. Selain itu, penggunaannya juga lebih praktis karena tidak perlu mengganti tabung secara berkala,” ungkapnya.
Selain lebih ekonomis, penggunaan Jargas juga memberikan keuntungan lain. Api yang dihasilkan dari kompor lebih besar, sehingga makanan lebih cepat matang dan siap disajikan kepada pelanggan.
Meski ada penyesuaian pada kompor, Dimas mengaku tidak mengalami kendala berarti. “Petugas PGN cepat tanggap dalam menangani keluhan,” tambahnya.
Sate Utami Wayhalim, yang berlokasi di Jalan Arif Rahman Hakim, telah beroperasi sejak 2015.
Outlet ini buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 21.00 WIB, dengan jam ramai pengunjung pada waktu istirahat siang dan makan malam.
Selain melayani pengunjung di tempat, Sate Utami juga menerima pesanan online melalui berbagai aplikasi.
Area Head PGN Lampung, Ahmad Abrar menjelaskan bahwa sebelumnya Sate Utami adalah pelanggan Jargas Rumah Tangga.
Namun, karena kebutuhan usaha, instalasi gas diubah untuk memenuhi kebutuhan UMKM dengan minimal penggunaan 500M³ per bulan.
“Kami telah menerima 21 permohonan pelanggan UMKM di tahun 2024, dengan 11 di antaranya masih dalam proses,” ujarnya.
PGN juga memperkenalkan produk Gaslink Cylinder, yakni Compressed Natural Gas (CNG) yang disalurkan menggunakan tabung dengan kapasitas 20-25 M³ atau setara dengan 20 Kg.
Dimas, yang juga memiliki outlet Sate Utami di Natar dan Kemiling, tertarik untuk menjadi pelanggan Gaslink Cylinder.
“Penggunaan gas di outlet saya cukup tinggi, dalam sehari bisa menghabiskan 3-4 tabung LPG 12 Kg. Jika Gaslink Cylinder bisa digunakan, tentu akan sangat membantu,” katanya.
Produk ini ditujukan untuk pelanggan industri dan komersial yang belum terjangkau oleh jaringan pipa gas.
Ahmad menambahkan, meski sektor UMKM di Lampung sudah berkembang, target kontribusi UMKM dalam enam bulan ke depan harus terus ditingkatkan.
“Kami berharap, area yang sudah dilalui pipa gas dapat memanfaatkan keuntungan ini. Kami juga menargetkan penambahan sambungan baru sebanyak mungkin, terutama untuk pelanggan UMKM,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah inovatif seperti ini, diharapkan UMKM di Bandar Lampung dapat terus berkembang dan bersaing, serta semakin banyak pelaku usaha yang merasakan manfaat dari Jargas PGN.