BERITA

Mahasiswa KKN Unila Ajarkan Warga Lampung Utara Mengolah Limbah Durian dan Gulma Jadi Herbisida Alami dan Kompos

3
×

Mahasiswa KKN Unila Ajarkan Warga Lampung Utara Mengolah Limbah Durian dan Gulma Jadi Herbisida Alami dan Kompos

Sebarkan artikel ini
Mahasiswa KKN Unila Edukasi Warga di Lampung Utara Olah Limbah Durian dan Gulma Jadi Herbisida Alami dan Kompos
Mahasiswa KKN Unila Edukasi Warga di Lampung Utara Olah Limbah Durian dan Gulma Jadi Herbisida Alami dan Kompos

Media90 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Lampung (Unila) melaksanakan program kerja inovatif bertajuk Agriculture Go atau Agrigo di Desa Gunung Katon, Kecamatan Tanjung Raja, Lampung Utara.

Program ini diinisiasi oleh Tim KKN yang terdiri dari Dita Irmawati (Agronomi dan Hortikultura), Dwi Citra Widya Ningsih (Ilmu Administrasi Negara), Artika Ananda Putri Nasutiom (Kedokteran), R. Masturina Maulani (Ilmu Komunikasi), Khairunnisa (Peternakan), Khairu Dhiya Athaya (Akuntansi), dan Rakha Khairan Sulthana Asad (Hukum), dengan bimbingan dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Subian Saidi, M.Si.

Program Agrigo mencakup dua kegiatan utama, yaitu pembuatan herbisida nabati berbahan dasar ekstrak akar alang-alang dan pembuatan kompos dari limbah kulit durian.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan pertanian di desa, seperti limbah kulit durian yang belum dimanfaatkan secara optimal serta pertumbuhan gulma alang-alang yang mengganggu produktivitas perkebunan kopi.

Baca Juga:  General Manager PLN Pastikan Ketersediaan Listrik yang Andal di Lampung Setelah Gangguan Sutet: Kunjungi PLTU Tarahan dan Sebalang

“Kami sangat tertarik menjalankan program ini karena merupakan solusi berkelanjutan dalam mengatasi permasalahan pertanian desa. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal, kami dapat membangun pertanian yang lebih sehat dan ramah lingkungan,” ujar Dita Irmawati, Senin (3/2/2025).

Proses pembuatan herbisida nabati dilakukan melalui ekstraksi akar alang-alang yang kemudian difermentasi selama 48 jam sebelum dilarutkan dalam air.

Meskipun efektivitasnya tidak setinggi herbisida kimia, metode ini lebih ramah lingkungan dan dapat mengendalikan gulma seperti Ageratum conyzoides, Eleusine indica, dan Cyperus rotundus L.

Sementara itu, pembuatan kompos dari kulit durian dilakukan dengan mencampurkan kulit durian dan pupuk kandang dalam lapisan berselang-seling, lalu dibiarkan terurai secara alami.

Baca Juga:  Unila Mendominasi dengan Gelar Juara I di Anugerah Reksa Bandha DJKN 2023: Kategori Penerimaan Negara Diluar Pajak

Kompos ini berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan daya serap air, serta mendukung aktivitas mikroba tanah yang penting bagi pertumbuhan tanaman.

Pelaksanaan program Agrigo mendapat dukungan penuh dari warga desa, termasuk kepala desa yang membantu menyediakan bahan baku.

Selain berbagi ilmu tentang pembuatan herbisida nabati dan pengomposan, mahasiswa KKN juga mendapatkan kesempatan belajar teknik penyambungan pohon kopi langsung dari para petani setempat.

“Pengalaman KKN di Desa Gunung Katon sangat luar biasa. Antusiasme warga sangat tinggi, dan kami bisa saling berbagi ilmu dengan para petani. Semoga inovasi ini dapat terus dikembangkan dan bermanfaat bagi pertanian desa,” ujar Dita.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memanfaatkan limbah pertanian secara efektif dan menerapkan metode pertanian yang lebih ramah lingkungan demi keberlanjutan pertanian di masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *