Media90 – Kota Metro, Lampung, baru saja dinyatakan sebagai daerah dengan minat baca tertinggi di provinsi tersebut, berkat upaya luar biasa yang dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Metro.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Metro, Komarudin, menjelaskan bahwa pencapaian ini didorong oleh tujuh indikator utama.
“Alhamdulillah, Metro berhasil meraih posisi teratas dalam hal minat baca di Lampung. Ini berkat berbagai indikator, termasuk pemerataan layanan perpustakaan, ketercukupan koleksi buku, dan tenaga perpustakaan yang memadai,” ujar Komarudin pada Selasa (30/7/2024).
Indikator lainnya mencakup tingkat kunjungan masyarakat ke perpustakaan, adanya perpustakaan SMP berstandar nasional, serta keterlibatan masyarakat dalam kegiatan perpustakaan dan jumlah anggota perpustakaan.
Metro juga memiliki koleksi e-book yang mencakup sekitar 2.400 judul dan pertumbuhan koleksi buku fisik yang mencapai 20.159 buku setiap tahunnya.
“Penting juga untuk menjaga perputaran buku, termasuk buku yang mengalami kerusakan dan pembaharuan buku yang mengikuti perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat dalam literasi,” tambah Komarudin.
Untuk mendukung inisiatif Generasi Emas Metro Cemerlang (Gemerlang) melalui literasi, Dispusarda Metro terus berkomitmen untuk meningkatkan minat baca masyarakat dengan Pojok Baca Digital (Pocadi).
Pocadi, yang dibantu oleh Perpusnas sejak 2019, merupakan pengembangan akses bahan bacaan digital dengan konsep outdoor yang mudah diakses oleh masyarakat di antara Taman Merdeka Kota Metro dan Masjid Taqwa.
Komarudin juga menyebutkan prestasi Metro dalam Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) dan Tingkat Kegemaran Membaca (TGM), yang mencapai posisi tertinggi di Lampung.
Keberhasilan ini diakui dengan penghargaan dari ANRI (Arsip Nasional RI) untuk pengelolaan kearsipan yang baik, yang diserahkan langsung oleh Plt. Kepala ANRI, Imam Gunarto, di Jakarta pada 6 Mei 2024.
Selain Pocadi, pada tahun 2023, Perpustakaan Nasional juga memberikan bantuan untuk program TPBIS (Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial) di tingkat kelurahan, sebagai bagian dari pengembangan perpustakaan di tingkat lokal.
Komarudin menambahkan bahwa penghargaan yang diraih Metro merupakan hasil dari pengelolaan arsip dan program literasi yang baik, serta komitmen berkelanjutan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah kota dalam mendukung budaya membaca di Metro.