Media90 – Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) Lampung, Midi Iswanto, bersama 35 pengusaha penggilingan padi dan beras dari Lampung menghadiri acara penandatanganan purchase order (PO) atau order pembelian serapan gabah di Auditorium Utama Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, pada Senin (10/2).
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan Perpadi dari seluruh Indonesia.
Penandatanganan PO ini menegaskan komitmen para pengusaha penggilingan padi dan beras dalam bekerja sama dengan Perum Bulog untuk menyerap gabah dari petani.
Langkah ini sejalan dengan arahan Presiden dalam mempercepat swasembada pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, menyampaikan bahwa pemerintah terus berkomitmen menjaga kesejahteraan petani dengan memastikan serapan gabah setara dengan 2,1 juta ton beras.
Kesepakatan ini melibatkan Bulog serta berbagai perusahaan penggilingan padi dan beras di seluruh Indonesia guna memastikan stabilitas pasokan pangan nasional.
“Bukan hanya pengusaha penggilingan gabah atau Bulog, tetapi semua pihak wajib membeli gabah dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp6.500 per kilogram agar nilai tukar petani (NTP) terus meningkat,” ujar Mentan Amran dalam sambutannya.
Mentan juga menekankan pentingnya menjaga stabilitas HPP agar tidak mengalami penurunan.
Menurutnya, penurunan harga dapat berdampak negatif terhadap kesejahteraan petani serta berpotensi meningkatkan angka kemiskinan di sektor pertanian.
Ketua Perpadi Lampung, Midi Iswanto, menyatakan bahwa kehadirannya bersama 35 pengusaha penggilingan padi dari Lampung merupakan bentuk dukungan terhadap program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden Prabowo, terutama di Provinsi Lampung.
“Pengusaha penggilingan padi sepakat untuk menyerap gabah sesuai dengan target yang telah disepakati bersama,” ujar Midi Iswanto.
Dengan adanya kesepakatan ini, diharapkan serapan gabah dapat berjalan optimal dan membantu petani mendapatkan harga yang lebih stabil serta mengurangi risiko anjloknya harga panen di pasaran.