Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Masalah pencemaran lingkungan kembali memburuk di wilayah pesisir perairan pantai Lampung.
Limbah hitam pekat yang menyerupai oli dan aspal, diduga berasal dari minyak mentah, kembali merusak keindahan alam di kawasan wisata.
Kali ini, Pantai Kedu Warna yang terletak di Kalianda, Lampung Selatan, menjadi korban dari kejadian yang telah terjadi sejak Senin, 21 Agustus 2023.
Video yang memperlihatkan limbah berbahaya itu mengapung di perairan Pantai Kedu Warna dengan cepat menyebar di berbagai media sosial.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @kalianda.ig dan @pantai_keduwarna. Dalam video tersebut, jelas terlihat ceceran limbah yang mengambang di permukaan laut, menyerupai tier, aspal, dan oli.
Perekam video juga menegaskan bahwa fenomena ini bukanlah kejadian yang baru, melainkan merupakan peristiwa tahunan yang kian mengkhawatirkan.
“Meskipun kita sudah melihat limbah seperti tier, aspal, dan oli sebelumnya, namun setiap tahun limbah semacam ini kembali dan merusak lagi. Kondisi ini harus mendapatkan perhatian serius karena dampaknya sangat mengganggu sektor pariwisata dan kehidupan laut. Makhluk-makhluk laut pasti akan terancam bahkan mati jika terkena limbah seperti ini,” ujar seorang pria dalam video tersebut.
Seorang pengunjung pantai bernama Edi mengungkapkan bahwa limbah tersebut pertama kali muncul pada Senin sore dan ternyata telah menjadi masalah berulang setiap tahunnya.
“Ini sudah menjadi kejadian tahunan yang sangat mengganggu. Pengunjung pantai dan nelayan setempat benar-benar terpukul oleh dampak negatif limbah ini,” ungkap Edi pada Rabu, 23 Agustus 2023.
Dengan timbulnya kembali permasalahan pencemaran ini, masyarakat setempat dan para pengunjung berharap agar pemerintah dapat segera bertindak tegas dalam menangani para pelaku pencemaran limbah yang terus mengulangi perilakunya setiap tahun.
Langkah-langkah konkret dan tindakan yang lebih proaktif diharapkan dapat menjaga kebersihan dan keindahan pantai, serta melindungi ekosistem laut yang semakin terancam akibat dampak limbah berbahaya ini.