BERITA

Kehilangan dalam Kepiawaian: Tragedi Hidup Napi Lapas Bandar Lampung yang Berakhir dengan Kematian Terpencil

252
×

Kehilangan dalam Kepiawaian: Tragedi Hidup Napi Lapas Bandar Lampung yang Berakhir dengan Kematian Terpencil

Sebarkan artikel ini
Rindu tak Pernah Dibesuk Keluarga, Napi Lapas Bandar Lampung Ditemukan Tewas Gantung Diri
Rindu tak Pernah Dibesuk Keluarga, Napi Lapas Bandar Lampung Ditemukan Tewas Gantung Diri

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Sebuah tragedi menyelimuti Lapas Kelas I Bandar Lampung pada Selasa malam (21/11/2023) ketika seorang narapidana bernama Usman ditemukan meninggal di kamar mandi Blok A3 Nomor 10.

Kepala Lapas Kelas I Bandar Lampung, Syaiful Sahri, mengonfirmasi bahwa Usman ditemukan dalam keadaan gantung diri.

Usman, seorang warga binaan asal Jawa Timur, telah menjalani hukuman penjara selama lima tahun atas kasus narkotika dan terancam 15 tahun penjara.

Peristiwa ini pertama kali terdeteksi oleh sesama narapidana sekitar pukul 16.00 WIB, ketika salah satu dari mereka hendak melakukan wudu untuk shalat Ashar.

“Saat ingin mengambil wudu, pintu kamar mandi terkunci dari dalam. Setelah mendobrak pintu, ditemukan Usman sudah gantung diri dengan menggunakan sarung,” ungkap Syaiful Sahri pada Rabu (22/11/2023).

Pihak petugas jaga blok segera merespons dengan membawa korban ke klinik dan memberikan pertolongan dengan memberikan oksigen serta melakukan resusitasi jantung.

Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga Usman kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk penanganan lebih lanjut.

“Sesampainya di rumah sakit, nyawa Usman tidak dapat tertolong, dan dia meninggal dunia dalam perjalanan,” tambah Syaiful.

Menurut Syaiful, keluarga Usman telah dihubungi, dan mereka menerima kenyataan ini dengan berat hati.

Usman diketahui kerap merindukan kedatangan keluarganya karena jarang atau bahkan tidak pernah dibesuk selama menjalani masa hukumannya.

Jenazah Usman rencananya akan dibawa ke kampung halamannya menggunakan pesawat kargo pada hari berikutnya.

Tragedi ini meninggalkan tanda tanya tentang kondisi psikologis narapidana di balik jeruji besi, menyoroti kebutuhan akan pendekatan rehabilitasi yang lebih holistik di dalam lembaga pemasyarakatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *