Media90 – Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa penerima program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bandar Lampung mendapat perhatian serius dari DPRD setempat. Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung langsung menggelar rapat bersama Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), Senin (8/9/2025).
Dalam rapat tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung, Muhtadi, mengungkapkan terdapat 441 laporan siswa yang mengalami gejala keracunan. Hasil uji laboratorium Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan bakteri Bacillus cereus pada menu puyunghai yang dikonsumsi siswa.
“Bakteri ini menyebabkan diare dan keracunan dengan masa inkubasi sekitar 16 jam,” jelas Muhtadi.
Ia menambahkan, hasil pemeriksaan air tidak menunjukkan masalah serius, namun tetap ditemukan bakteri E. coli yang biasanya berasal dari kontaminasi tinja manusia. “Ini menunjukkan adanya persoalan higienitas di dapur,” ujarnya.
Selain itu, tim juga menemukan pelanggaran standar kebersihan, mulai dari alat kerja yang tidak sesuai standar, bahan makanan yang diletakkan langsung di lantai tanpa alas, hingga lokasi tempat sampah yang terlalu dekat dengan area pengolahan.
Ketua Komisi IV DPRD Kota Bandar Lampung, Asroni Paslah, menegaskan pentingnya pengawasan ketat terhadap pengelolaan dapur MBG.
“Kami minta agar Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan turun langsung melakukan pengawasan, sekaligus mengecek kondisi dapur yang bermasalah,” tegasnya.
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, Eka Afriana, menyebut pihaknya telah meninjau dapur MBG bersama Kemenkumham. Ke depan, dinas berkomitmen untuk memperketat pengecekan makanan sebelum dibagikan kepada siswa.
“Saya sudah tugaskan petugas pengawas di sekolah. Nantinya, setiap sekolah akan menurunkan lima orang untuk memeriksa makanan MBG sebelum disalurkan,” ungkap Eka. Ia berharap kejadian serupa tidak terulang. “Jangan sampai ada kasus seperti ini lagi,” tambahnya.
Dari pihak pengelola, Asri Pujianti selaku perwakilan SPPG dan mitra Yayasan Asri Amanah Barokah menyampaikan permohonan maaf.
“Kami mohon maaf dan saat ini sedang memperbaiki semua fasilitas, baik ruangan maupun standar gizi. Untuk sementara MBG ditutup dulu, setelah siap baru akan dijalankan kembali,” jelasnya.
Kasus ini menjadi sorotan publik lantaran menyangkut kesehatan ratusan siswa. DPRD bersama Pemkot Bandar Lampung berjanji memperketat pengawasan agar program MBG tetap berjalan dengan standar higienitas yang lebih baik demi keselamatan anak-anak sekolah.