BERITA

Kasus DBD Meningkat di Tanggamus Tahun 2023: Satu Anak Meninggal Akibat Terlambat Penanganan

207
×

Kasus DBD Meningkat di Tanggamus Tahun 2023: Satu Anak Meninggal Akibat Terlambat Penanganan

Sebarkan artikel ini
Waspada! Satu Anak Meninggal Akibat Terlambat Penanganan, Kasus DBD di Tanggamus Meningkat di 2023
Waspada! Satu Anak Meninggal Akibat Terlambat Penanganan, Kasus DBD di Tanggamus Meningkat di 2023

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Tanggamus, Lampung, mengalami peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2023.

Menurut data yang tercatat dari Januari hingga Oktober, terdapat 118 kasus DBD yang dilaporkan. Sayangnya, salah satu kasus tersebut berakhir tragis dengan kematian seorang anak berusia 11 tahun karena terlambat penanganan.

Bambang Sutejo, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tanggamus, mengakui bahwa kasus DBD di wilayahnya memang mengalami peningkatan.

Upaya pencegahan telah dilakukan dengan memberantas sarang nyamuk dan mengintensifkan sosialisasi tentang pentingnya hidup bersih dan sehat.

Bambang Sutejo menyatakan, “Tidak bisa dipungkiri bahwa penyebab utama penyebaran nyamuk pembawa penyakit DBD adalah lingkungan yang kurang bersih. Oleh karena itu, penerapan pola hidup sehat menjadi sangat penting, terutama di daerah yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.”

Dinas Kesehatan Tanggamus berupaya keras untuk mengajak masyarakat agar lebih waspada dengan menerapkan prinsip 3M, yaitu Menutup, Menguras, dan Mengubur tempat yang dapat menjadi sarang nyamuk.

Selain itu, penting juga untuk selalu menjaga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Bambang Sutejo menambahkan, “Masyarakat perlu memainkan peran aktif dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus setiap pekan, yakni Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk.”

Untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes aegypti, masyarakat disarankan untuk mengoleskan cairan antinyamuk pada beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah serta sebelum tidur.

Selain itu, penggunaan abate di tempat yang sulit dibersihkan juga dapat membantu mencegah penyebaran DBD.

Bambang Sutejo juga mendorong masyarakat untuk aktif dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan menjadi pemantau jentik di rumah masing-masing.

Apabila seseorang mengalami panas atau demam tanpa sebab yang jelas, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Bambang Sutejo menyimpulkan, “Jika gejala demam terus berlanjut setelah berobat, segera kembali ke pelayanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih lagi, jika ada kasus DBD di sekitar tempat tinggal, penting untuk segera mengambil tindakan preventif.”

Masyarakat di Tanggamus diharapkan dapat bekerja sama dan meningkatkan kesadaran dalam upaya melawan penyebaran DBD demi menjaga kesehatan bersama.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *