BERITA

Inovasi Pupuk Organik dari Jerami Padi oleh Tim Polinela di Jati Agung

71
×

Inovasi Pupuk Organik dari Jerami Padi oleh Tim Polinela di Jati Agung

Sebarkan artikel ini
Tim Polinela Kembangkan Inovasi Pupuk Organik dari Jerami Padi di Jati Agung
Tim Polinela Kembangkan Inovasi Pupuk Organik dari Jerami Padi di Jati Agung

Media90 – Tim Penelitian dari Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan (TPTP) Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tengah mengembangkan inovasi dalam proses pengomposan jerami padi.

Tim yang dipimpin oleh Priyadi, S.P., M.Si., dan beranggotakan Ir. Zainal Mutaqin, M.Si., Arum Sekar Buana, S.Si., M.Sc., serta Juwita Suri Maharani, S.P., M.Si., bekerja sama dengan kelompok tani di Jati Agung, Lampung Selatan, untuk mengolah limbah jerami padi menjadi pupuk organik berkualitas tinggi.

Menurut Priyadi, jerami padi memiliki potensi besar sebagai bahan organik penyubur tanah jika dikelola dengan baik.

Dengan menggunakan mikroorganisme pengurai seperti bakteri dan jamur spesifik, jerami dapat diubah menjadi humus yang kaya nutrisi.

Baca Juga:  Pemkot Bandar Lampung Berqurban 104 Sapi dan Kambing untuk Meningkatkan Kesejahteraan Warga pada Hari Raya Iduladha

“Agen hayati seperti Trichoderma dan Bacillus dapat mendegradasi senyawa kompleks seperti lignin dan selulosa dalam jerami, mempercepat proses pembusukan, dan menghasilkan kompos berkualitas tinggi dalam waktu yang lebih singkat,” jelas Priyadi, Jumat (19/7/2024) dalam rilisnya.

Proses pengomposan yang diterapkan juga melibatkan metode khusus untuk meningkatkan aerasi dan mempercepat proses pembusukan.

Dengan mengoptimalkan kadar oksigen dan kelembapan, aktivitas mikroorganisme menjadi lebih maksimal, sehingga pengomposan berlangsung lebih cepat dan menghasilkan pupuk organik yang lebih baik.

Dalam proyek penelitian ini, hasilnya menunjukkan bahwa dalam waktu kurang dari dua bulan, jerami padi telah terurai menjadi pupuk organik yang siap digunakan.

“Kami sangat terkesan dengan hasil yang diperoleh. Pupuk organik ini akan membantu kami mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas tanah secara berkelanjutan,” ungkap Sabarudin, salah satu petani yang terlibat dalam penelitian ini.

Priyadi berharap dengan dukungan pemerintah dan penyuluhan yang tepat, metode ini dapat mengubah paradigma pengelolaan limbah pertanian di Indonesia.

Baca Juga:  Yayasan Baitul Maal PLN Terus Berbakti: Bantuan Ramadan untuk Anak Yatim, Dhuafa, dan Kaum Difabel

Selain meningkatkan produktivitas lahan, metode ini juga ramah lingkungan dan menghemat biaya bagi petani, mengurangi ketergantungan pada pupuk sintetis yang mahal.

Penelitian ini memerlukan dedikasi, ketekunan, dan kemauan untuk terus belajar serta mengeksplorasi hal-hal baru.

Priyadi menekankan bahwa setiap tantangan yang dihadapi hanya semakin memupuk tekad untuk meraih kesuksesan dalam menghasilkan produk penelitian yang diharapkan dapat dipatenkan atau dilindungi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di masa depan.

“Saya membayangkan saat di mana hasil jerih payah akhirnya terwujud dalam bentuk produk atau penemuan yang benar-benar revolusioner,” ujar Priyadi.

Proyek ini diharapkan memberikan dampak positif yang luar biasa bagi masyarakat dan mengubah cara hidup manusia ke arah yang lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *