BERITA

Hujan di November: Penjelasan Kepala BMKG dan Tantangan Teknik Modifikasi Cuaca

290
×

Hujan di November: Penjelasan Kepala BMKG dan Tantangan Teknik Modifikasi Cuaca

Sebarkan artikel ini
Kepala BMKG Alhamdulillah, November Diprediksi Turun Hujan
Kepala BMKG Alhamdulillah, November Diprediksi Turun Hujan

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, memberikan prediksi menarik mengenai cuaca pada bulan November.

Menurutnya, hujan diprediksi akan turun pada bulan tersebut, dan ini dipengaruhi oleh perubahan arah angin yang membawa uap air dari kawasan Australia.

Dalam sebuah rapat koordinasi di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Jakarta, Dwikorita menjelaskan, “November itu diprediksi angin yang dari Australia itu sudah digantikan dengan angin dari arah Asia yang membawa uap air. Dan itu yang menyebabkan turun hujan.”

Namun, kendati ada prediksi hujan, Dwikorita mengakui bahwa menciptakan hujan buatan untuk mengatasi kekeringan yang sedang terjadi saat ini sangat sulit dilakukan. Ini karena teknik Modifikasi Cuaca (TMC) saat ini tidak dapat diaplikasikan karena kurangnya awan yang diperlukan.

Baca Juga:  Peringatan dari BMKG: Dampak El Nino Semakin Mematikan, Ketahanan Pangan Terancam!

“Apa (kesulitannya)? Karena tidak ada awan,” kata Dwikorita. Dia menekankan bahwa awan adalah unsur kunci dalam pelaksanaan TMC untuk menciptakan hujan buatan. Oleh karena itu, keberhasilan TMC tidak dapat dijamin jika awannya minim.

“Iya, modal utama untuk TMC itu ada awan yang berpotensi hujan. Jadi kita harus prediksi dulu ini ya, kira-kira awan ada nggak?” lanjut Dwikorita.

“Kalau dipaksakan, jadi tidak selalu berhasil karena awannya sebetulnya masih kurang, tapi kita paksakan dan itu kadang bisa turun, kadang nggak bisa.”

Sebagai informasi tambahan, pada tanggal 27 Agustus 2023, TMC yang dilakukan oleh BNPB, BMKG, BRIN, dan TNI untuk mengatasi bencana kekeringan di kawasan Jabodetabek berhasil menciptakan hujan di beberapa wilayah Jakarta pada sore dan malam hari.

Baca Juga:  Universitas Teknokrat Indonesia Menjadi Tuan Rumah Turnamen Bola Voli Piala Menteri ATR/BPN

Dwikorita menjelaskan bahwa hujan ini terjadi karena penerapan teknologi modifikasi cuaca yang masih dilakukan. Operasi TMC ini direncanakan berlangsung hingga tanggal 2 September 2023.

Operasi TMC dimulai sejak tanggal 24 Agustus 2023 dengan menggunakan pesawat CASA 212 TNI AU bernomor registrasi A-2114.

Teknik TMC dilakukan dengan menyemaikan natrium klorida (NaCl) atau garam dan Cao atau kapur tohor aktif.

Selama periode tanggal 24 hingga 27 Agustus, operasi TMC dilakukan antara 1 jam 45 menit hingga 3 jam per hari.

Menurut laporan BNPB, total penggunaan bahan semai selama operasi TMC mencapai 4.800 kilogram NaCl dan 800 CaO, dengan total jam terbang mencapai 10 jam 35 menit.

Baca Juga:  Anies dan Cak Imin Mendaftar ke KPU untuk Pilpres 2024, Bawa Rencana Transformasi Kesetaraan dan Keadilan

Tantangan teknis seperti kurangnya awan dan faktor-faktor alam lainnya terus menjadi kendala dalam upaya untuk menciptakan hujan buatan.

Namun, langkah-langkah ini tetap menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mengatasi masalah kekeringan dan mengelola cuaca ekstrem.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *