Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Masih rendahnya tingkat Case Detection Rate (CDR) tuberkulosis di Bandar Lampung pada tahun 2022, yang hanya mencapai 40%, menjadi isu serius yang menuntut perhatian.
Faktor penyebabnya termasuk kurangnya sensitivitas petugas terhadap suspek tuberkulosis, rendahnya kesadaran masyarakat dalam kepatuhan minum obat, dan kurangnya pelaporan data yang akurat.
Menyikapi tantangan tersebut, SCOPH CIMSA Fakultas Kedokteran Universitas Lampung (Unila) telah mengambil langkah konkret dengan membentuk sebuah aktivitas bernama Enhancing Awareness Concerning the Possibility of Tuberculosis Occurrences and its Preventions (EAGLE).
EAGLE merupakan bagian dari program CIMSA dengan fokus pada Penyakit Menular dan Tidak Menular, khususnya pada Penyakit Udara dan Pencegahan serta Penghentian Merokok.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang penyakit menular tuberkulosis, keterkaitannya dengan merokok, serta pentingnya vaksinasi dalam pencegahan penyakit tersebut.
Rangkaian kegiatan EAGLE dimulai dengan Pre-Activity Training pada tanggal 29 Maret 2024. Acara ini melibatkan mitra eksternal yaitu Public Health Trainer yang bersertifikasi IFMSA dalam menyampaikan materi tentang Penyakit Menular Tuberkulosis dan Bahaya Merokok.
Selanjutnya, dua kegiatan utama dilaksanakan pada tanggal 30 Maret 2024. Pertama, penyampaian materi oleh dr. Hendro Sihaloho, S.Ked., diikuti dengan Forum Diskusi dan demonstrasi penggunaan alat peraga mengenai bahaya merokok, serta skrining pendeteksian dini penyakit Tuberkulosis melalui website SOBAT TB yang disampaikan oleh SCOPH CIMSA FK Unila. Kegiatan ini dihadiri oleh siswa-siswi OSIS dan PMR SMA/SMK.
Acara kedua, Air Campaign dan Public Discussion, dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2024. Air Campaign dilakukan melalui siaran radio dengan diskusi antara Radio RRI Pro 2 FM Lampung dan Public Health Trainer yang bersertifikasi IFMSA.
Diskusi ini membahas faktor risiko, penyebab, gejala, dan diagnosis tuberkulosis, serta hubungannya dengan merokok.
Sementara itu, Public Discussion juga diadakan secara daring melalui platform Zoom, dihadiri oleh para panelis ahli seperti Guru Besar Fakultas Kedokteran Unila, Prof. Dr. Dyah Wulan SRW, SKM, M.Kes, dan perwakilan dari Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI), dr. Andreas Infianto, Sp.P(K), FISR. Diskusi ini diikuti oleh 103 peserta dari berbagai kalangan.
Rangkaian aktivitas EAGLE ditutup dengan post-activity yang melibatkan pembagian poster digital tentang tuberkulosis dan bahaya merokok kepada siswa-siswi OSIS dan PMR SMA/SMK yang diundang, serta publikasi poster digital melalui akun Instagram @cimsaunila.
Dengan adanya kegiatan EAGLE ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang tuberkulosis, serta menginspirasi tindakan preventif yang lebih aktif dalam menghadapi penyakit ini.