Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Jahe telah menjadi tanaman obat unggulan di Indonesia.
Rimpangnya kaya akan manfaat, tidak hanya sebagai bumbu masakan tetapi juga sebagai obat dan bahan baku berbagai produk olahan.
Meskipun demikian, produksi jahe dihadapi oleh beberapa masalah, salah satunya adalah masa dormansi yang memperlambat persiapan bibit jahe.
Untungnya, penelitian terbaru dari tim dosen Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura di Politeknik Negeri Lampung (Polinela) telah mengungkap solusi yang menjanjikan.
Masa dormansi pada jahe adalah masa di mana rimpangnya tidak aktif dalam pertumbuhan tunas.
Hal ini dapat menghambat produksi jahe karena memerlukan waktu yang lebih lama untuk mempersiapkan bibit jahe yang siap tanam.
Namun, penelitian yang dipimpin oleh tim dosen Polinela menunjukkan bahwa perendaman jahe dengan beberapa larutan biostimulan dapat mempercepat pertumbuhan tunas.
Wika Anrya Darma, S.P., M.Si., Sekar Utami Putri, S.P., M.Sc, dan Dede Tiara, S.P., M.Si., melakukan pengamatan yang menghasilkan temuan menarik.
Mereka menemukan bahwa biostimulan dapat memicu pertumbuhan tunas jahe dengan meningkatkan penyerapan larutan yang mengandung zat pengatur pertumbuhan.
Dalam hal persemaian, menjaga kelembaban media dan tempat semai menjadi faktor penting.
Kelembaban yang terlalu tinggi dapat memicu timbulnya penyakit.
Namun, dengan perendaman jahe menggunakan biostimulan, waktu pertunasan pada rimpang jahe dapat dipercepat.
Wika menjelaskan bahwa dalam hanya 2 minggu, tunas jahe sudah mulai muncul.
Tim dosen Prodi Teknologi Produksi Tanaman Hortikultura mampu menjaga pertumbuhan tunas hingga satu bulan, yang memungkinkan pemilihan bibit jahe yang paling sehat untuk tahap pembibitan selanjutnya.
Penelitian ini akan terus dilanjutkan hingga didapat bibit jahe yang siap tanam.
Sekar menggarisbawahi pentingnya memiliki bibit yang sehat sebagai faktor pendukung produktivitas jahe di masa depan.
Ia juga berharap bahwa hasil penelitian ini akan meningkatkan minat petani untuk menanam jahe, mengingat prospek jahe yang semakin cerah.
Jahe tidak hanya berperan sebagai bumbu masakan, tetapi juga sebagai bahan baku berbagai industri olahan lainnya.
Direktur Politeknik Negeri Lampung, Prof. Dr. Ir. Sarono, M.Si., mengapresiasi kegiatan penelitian ini sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Ia berharap bahwa penelitian tentang tanaman jahe akan menciptakan jahe dengan kualitas lebih baik dan nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Politeknik Negeri Lampung berkomitmen untuk terus mendukung kegiatan pengabdian dan penelitian yang dilakukan oleh para dosen, menjadikannya sebagai ilmu yang berkelanjutan.
Dengan demikian, teknologi biostimulan dapat membantu mendorong pertumbuhan industri jahe yang lebih berkualitas dan berkelanjutan di masa depan.