Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Kurma, buah manis yang telah lama menjadi teman setia saat berbuka puasa Ramadan, bukan hanya sekadar camilan.
Bagi umat Islam, kurma juga memiliki makna mendalam sebagai makanan sunah yang diasosiasikan dengan Nabi Muhammad SAW.
Namun, menjelang kedatangan bulan suci Ramadan, isu boikot terhadap produk kurma Israel kembali mencuat di masyarakat.
Di tengah semangat menanti Ramadan, masyarakat diajak untuk lebih selektif terhadap berbagai produk kurma Israel yang mungkin akan beredar.
Menurut informasi yang dihimpun dari situs ampalestine.org pada Senin (4/3/2024), setidaknya terdapat 13 merek produk kurma Israel yang mendapat boikot dari masyarakat dunia.
Ampalestine.org juga mengingatkan untuk berhati-hati terhadap label produk, seperti ‘Made in Israel’, ‘Made in the West Bank’, atau ‘Made in the Jordan Valley’, yang seringkali menandakan produk tersebut berasal dari permukiman Israel di wilayah Palestina.
Boikot terhadap produk kurma Israel tidak hanya berkaitan dengan isu politik semata. Pembangunan kebun kurma di wilayah Palestina yang dulunya merupakan tanah milik warga Palestina menjadi dasar utama boikot ini.
Sekitar 40% kebun kurma Israel diketahui berdiri di permukiman ilegal yang dibangun atas tanah yang dicuri dari warga Palestina.
Tidak hanya itu, produksi kurma Israel juga bergantung pada sumber daya alam yang seringkali diambil dari tanah Palestina, termasuk air yang dialihkan dari komunitas Palestina ke perkebunan kurma Israel.
“Impor kurma Israel di AS turun menjadi 16,5% pada tahun pasar 2020/2021 dibandingkan dengan 25% pada tahun 2015,” ungkap ampalestine.org.
Berikut adalah daftar lengkap merek produk kurma Israel yang menjadi sasaran boikot:
- Hadiklaim
- Mehadrin
- Delilah
- Carmel Agrexco
- Anna and Sara
- Shah Co
- Sincerely Nuts
- Urban Platter
- Star Dates
- King Solomon Dates
- Food to Live
- Navafresh
- Jordan River
Dalam menyambut Ramadan yang penuh berkah, masyarakat diajak untuk memahami isu di balik boikot terhadap produk kurma Israel ini.
Keputusan untuk memilih kurma dari produsen yang tidak terlibat dalam isu politik dan pelanggaran hak asasi manusia bisa menjadi langkah kecil yang berarti dalam menyokong keadilan dan perdamaian di Palestina.