BERITA

BNPB Menetapkan 13 Desa di Lampung Selatan dan Bandar Lampung sebagai Fokus Proyek Penguatan Ketangguhan Bencana

258
×

BNPB Menetapkan 13 Desa di Lampung Selatan dan Bandar Lampung sebagai Fokus Proyek Penguatan Ketangguhan Bencana

Sebarkan artikel ini
BNPB Tetapkan 13 Desa di Lampung Selatan dan Bandar Lampung Jadi Lokasi Proyek Ketangguhan Bencana
BNPB Tetapkan 13 Desa di Lampung Selatan dan Bandar Lampung Jadi Lokasi Proyek Ketangguhan Bencana

Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) telah menetapkan 13 desa yang tersebar di Lampung Selatan dan Bandar Lampung sebagai lokasi proyek inisiatif ketangguhan bencana Indonesia.

Proyek tersebut dikenal sebagai Indonesia Disaster Resilience Initiative Project (IDRIP), yang bertujuan untuk menciptakan daerah percontohan dalam upaya meningkatkan ketangguhan bencana di Indonesia.

Dari total 13 desa yang ditetapkan, enam desa berada di Lampung Selatan, melibatkan Desa Banding Rajabasa, Kalianda, Rangai Tri Tunggal Katibung, Sukaraja Rajabasa, Tarahan Katibung, dan Way Muli Kalianda.

Sementara itu, di Bandar Lampung, tujuh lokasi terpilih meliputi Kelurahan Bumi Waras, Kangkung, Karang Maritim, Panjang Selatan, Panjang Utara, Srengsem, dan Way Lunik.

Udrekh, Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana BNPB, menjelaskan bahwa pemilihan 13 desa tersebut didasarkan pada keterbatasan anggaran yang tersedia.

Meskipun saat ini hanya ada 13 desa yang menjadi fokus IDROP, diharapkan jumlah ini dapat bertambah di masa depan dengan adanya dukungan anggaran baik dari pemerintah pusat maupun daerah.

“Saat ini baru ada 13 desa di Lampung yang ditetapkan sebagai daerah percontohan IDROP karena keterbatasan anggaran. Kami berharap, kedepannya, ini bisa bertambah dengan adanya anggaran baik dari pusat maupun dari daerah sendiri,” ujar Udrekh.

Dalam rangka meningkatkan pemahaman akan risiko tsunami di daerah Lampung, BNPB telah melaksanakan sosialisasi kajian risiko bencana tsunami dan program IDROP di Novotel Lampung pada Kamis, 30 November 2023.

Udrekh menekankan pentingnya mensosialisasikan program IDROP agar masyarakat dapat memahami hasil kajian yang bersifat detail, termasuk pemetaan bahaya, kerentanan, kapasitas, dan risiko bencana.

“Kajian yang kami bangun bersifat skala detail. Ini harus dikuatkan dan menghasilkan peta dalam skala rinci untuk mengetahui kondisi baik bahaya, kerentanan, kapasitas, sampai risiko bencana,” tambah Udrekh.

Sosialisasi ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk mengevaluasi sejauh mana kesiapan daerah dalam menghadapi risiko bencana, apakah fasilitas yang sudah ada sudah memadai atau masih perlu pengembangan lebih lanjut.

Data yang dihasilkan oleh BNPB diharapkan dapat memberikan informasi tentang persentase masyarakat yang dapat diselamatkan, memungkinkan rekomendasi untuk pembangunan jalur evakuasi, evaluasi vertikal, pemasangan rambu, dan langkah-langkah lainnya guna menciptakan kondisi tanpa korban jiwa akibat tsunami.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *