Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Hingga Sabtu (30/3/2024), telah dipasang enam kandang aktif di beberapa lokasi strategis guna menangkap harimau yang telah memangsa dua warga hingga meninggal di Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat.
Rincian kandang tersebut mencakup empat kandang besi dan dua kandang rakitan, yang merupakan hasil inisiatif dari Taman Safari Indonesia (TSI), Bogor, Jawa Barat.
Menurut Apriyan Sucipto, Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) III Lampung dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, langkah-langkah ini didasarkan pada hasil kesepakatan Tim Gugus Tugas Tim Terbagi menjadi tiga, dengan tugas masing-masing.
Tim pertama bertugas menyusuri tapak satwa harimau Sumatera, tim kedua melakukan verifikasi dan pemasangan kandang di sekitar lokasi temuan tapak, sementara tim ketiga bertanggung jawab atas blokade dan sosialisasi kepada masyarakat untuk penanggulangan konflik satwa.
Meskipun hingga saat ini harimau belum berhasil ditangkap, Apriyan Sucipto menegaskan bahwa pihak SKW III Lampung telah berupaya semaksimal mungkin dalam penanganan konflik satwa.
“Sebagai upaya penanggulangan konflik satwa di Suoh dan BNS, SKW III bersama tim Gugus Tugas sudah bekerja sesuai prosedur yang disepakati antara TNI, POLRI, TNBBS, TSI, Pemda Kabupaten Lampung Barat, dan jajarannya,” ungkap Apriyan Sucipto dalam siaran pers pada Sabtu (30/3/2024).
Dalam siaran pers tersebut, BKSDA Bengkulu SKW III Lampung juga mengharapkan klarifikasi dari tokoh masyarakat Suoh, Sugeng, yang juga merupakan Anggota DPRD Kabupaten Lampung Barat, terkait pernyataannya di media sosial yang menyudutkan BKSDA terkait mitigasi konflik satwa harimau Sumatera di wilayah tersebut.
Apriyan Sucipto menilai bahwa pemberitaan negatif yang disampaikan oleh Sugeng tidak sesuai dengan fakta lapangan, bahkan berpotensi mempengaruhi kondisi kerja tim di lapangan.
“Sebaiknya Beliau tidak memberikan komentar negatif. Harusnya Beliau sebagai tokoh masyarakat dapat memberikan sikap positif yang bisa memberikan energi positif kepada tim dan memenangkan masyarakat setempat,” pungkas Apriyan Sucipto, menutup keterangan persnya.
Dengan demikian, diharapkan kerja sama dan dukungan dari semua pihak dalam penanganan konflik satwa ini dapat terjaga dengan baik.