Media90 – Pengamat politik Universitas Lampung (Unila), Bendi Juantara, menyatakan bahwa keunggulan elektabilitas pasangan calon bupati dan wakil bupati (cabub-cawabub) nomor urut 2, Radityo Egi Pratama dan Syaiful Anwar, akan sulit dikejar oleh pasangan Nanang Ermanto dan Antoni Imam.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Poltracking Indonesia, elektabilitas Egi-Syaiful mencapai 51,1 persen, unggul cukup jauh dari Nanang-Antoni yang hanya mendapatkan 43,8 persen.
Jarak 7,3 persen antara elektabilitas kedua pasangan ini, menurut Bendi, menunjukkan bahwa perubahan signifikan dalam waktu singkat menjelang pelaksanaan pilkada akan sangat sulit terjadi.
“Dengan waktu yang relatif singkat sampai pada pelaksanaan pilkada, gap suara survei antar-kedua pasangan relatif sulit berubah,” ungkapnya dalam wawancara pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Bendi juga menggarisbawahi bahwa lonjakan elektabilitas Egi-Syaiful mencerminkan keinginan publik untuk melihat perubahan nyata di Lampung Selatan.
Dia berpendapat bahwa jika pasangan Nanang-Antoni ingin mengubah peta elektabilitas, mereka perlu melakukan kerja yang lebih efektif dan masif untuk meyakinkan pemilih.
Lebih jauh, Bendi menilai tren peningkatan elektabilitas Egi-Syaiful mencerminkan harapan besar masyarakat terhadap pemimpin muda yang mampu membawa visi perubahan.
Sosok muda seperti Egi, menurutnya, sering kali menjadi simbol harapan bagi pemilih yang mendambakan alternatif baru.
“Pasangan ini menjadi klimaks dari keinginan publik Lamsel untuk adanya pasangan alternatif lain yang mengusung perubahan. Dalam konteks ini, tentu sosok anak muda seperti Egi diyakini menjadi harapan publik Lamsel,” tambahnya.
Meski unggul dalam survei, Bendi tetap mengingatkan bahwa perbedaan elektabilitas antara Egi-Syaiful dan Nanang-Antoni masih dapat berubah.
Namun, ia menegaskan bahwa pergeseran suara tersebut akan tetap sulit terjadi. “Perlu kerja yang efektif dan masif untuk meyakinkan pemilih,” tandasnya.
Dengan dinamika politik yang terus berkembang, perhatian kini tertuju pada strategi yang akan diterapkan oleh masing-masing pasangan dalam menghadapi pilkada mendatang.
Apakah Nanang-Antoni mampu mengejar ketertinggalan, ataukah Egi-Syaiful akan terus melaju dengan dukungan publik yang kuat? Waktu akan menjawab pertanyaan tersebut.