Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Headset Apple Vision Pro yang baru saja diluncurkan telah menjadi bahan perbincangan hangat di kalangan penggemar teknologi.
Namun, sayangnya, respons terhadap perangkat VR premium generasi baru ini tidak semuanya positif.
Dibanderol dengan harga mencapai USD3.499 atau sekitar Rp54,6 juta, headset ini ternyata masih kalah bersaing dengan pesaingnya, yaitu headset Quest 3 buatan Meta.
Kritik terhadap Vision Pro semakin memuncak setelah Mark Zuckerberg, CEO Meta, menyatakan pendapatnya setelah mencoba perangkat tersebut.
Melalui akun Instagram pribadinya, Zuckerberg menyebutkan bahwa headset Meta Quest tidak hanya lebih terjangkau dari sisi harga, tetapi juga lebih unggul dalam hal bobot, kontrol gerakan, dan fleksibilitas fungsionalitasnya dibandingkan dengan Vision Pro.
Tidak mengherankan jika banyak pengguna yang memutuskan untuk mengembalikan headset Vision Pro setelah Apple membuka program pengembalian selama 14 hari.
Menurut laporan dari Reddit, beberapa alasan utama pengembalian headset ini termasuk masalah kenyamanan pengguna.
Bobot yang sangat berat, mencapai sekitar 2290 gram, telah menyebabkan beberapa pengguna mengalami sakit kepala setelah penggunaan hanya selama beberapa menit saja.
Tak hanya itu, meskipun Vision Pro dilengkapi dengan layar yang memanjakan mata pengguna, namun tidak sedikit pengguna yang mengalami ketegangan mata setelah penggunaan.
Pertanyaan pun muncul apakah Vision Pro dilengkapi dengan filter pemblokiran cahaya biru untuk mengatasi masalah tersebut.
Seorang pengguna Reddit dengan username Affectionate_Ear_743 mengungkapkan rasa kecewanya sebagai pengguna loyal ekosistem Apple.
Ia bahkan masih merasakan sakit kepala setelah penggunaan headset selama lebih dari satu jam.
Alasan lain yang menjadi faktor pengembalian Vision Pro adalah karena banyak pengguna merasa bahwa pembelian headset ini seperti sebuah pertaruhan.
Dalam pandangan mereka, meskipun Vision Pro adalah produk generasi pertama, kinerjanya yang dianggap di bawah standar dengan harga yang cukup mahal tentu saja tidak dapat dimaafkan.
Meskipun demikian, para pengguna berharap agar Apple dapat memperbaiki produk mereka dengan menambahkan lebih banyak fitur dan fungsionalitas ke Vision Pro.
Dengan demikian, pengguna tidak akan merasa kecewa dan merasa bahwa uang yang mereka habiskan untuk perangkat ini tidak sia-sia.
Tak heran jika saat ini masih banyak pengguna yang beralih ke perangkat sejenis yang berbasis Android sebagai alternatif yang lebih menarik.