Media90 (media.gatsu90rentcar.com) – Menghitung kapasitas mesin kendaraan bisa menjadi tugas yang cukup sederhana jika Anda memahami rumus dasarnya.
Kapasitas mesin adalah salah satu parameter penting yang seringkali digunakan untuk mengukur kekuatan dan daya tahan mesin kendaraan.
Untuk menghitungnya, Anda perlu mengetahui ukuran bore, stroke, dan jumlah silinder mesin.
Apa Itu Kapasitas Mesin Kendaraan?
Kapasitas mesin, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai engine capacity atau engine displacement, adalah ukuran volume silinder dari semua piston pada mesin pembakaran internal.
Ukuran ini umumnya diukur dalam satuan cubic centimeter (cc) atau liter (l).
Meskipun kapasitas mesin dapat ditemukan dengan mudah pada spesifikasi kendaraan, Anda mungkin penasaran tentang bagaimana angka-angka tersebut dihitung. Mari kita lihat cara menghitung kapasitas mesin kendaraan.
Rumus Cara Menghitung Kapasitas Mesin Kendaraan
Ada beberapa rumus yang bisa digunakan untuk menghitung kapasitas mesin, tetapi salah satu rumus yang paling sederhana adalah:
cc = 0,785 x (B x B) x S
Dalam rumus ini, “B” adalah diameter piston, yang dikenal sebagai bore, dan “S” adalah panjang langkah piston, yang dikenal sebagai stroke.
Misalkan kita ingin menghitung kapasitas mesin skuter matik Honda BeAT yang memiliki bore sebesar 47 mm dan stroke sepanjang 63,1 mm.
Langkah pertama: cc = 0,785 x (47 x 47) x 63,1 Langkah kedua: cc = 0,785 x 2.209 x 63,1 Hasilnya: 109.419,5015 cc, atau jika dibulatkan, 109,4 cc.
Sebagian besar produsen akan membulatkan angka kapasitas mesin ke atas untuk tujuan pemasaran. Misalnya, Honda BeAT sering diiklankan sebagai skuter matik 110 cc.
Kapasitas Mesin dengan Beberapa Silinder
Untuk kendaraan yang memiliki lebih dari satu silinder, Anda dapat menggunakan rumus yang sama dengan hasil akhir dikalikan dengan jumlah silinder.
Misalnya, Kawasaki Ninja 250 memiliki dua silinder, dan kita akan menghitung kapasitas mesinnya.
Dengan bore 62 mm, stroke 41,2 mm, dan dua silinder:
Langkah pertama: 0,785 x (62 x 62) x 41,2 x 2 Langkah kedua: 0,785 x 3.844 x 41,2 x 2 Hasilnya: 248.645,296 cc, atau jika dibulatkan, 248,6 cc.
Pengaruh Kapasitas Mesin Terhadap Konsumsi BBM
Ada anggapan umum bahwa semakin besar kapasitas mesin, semakin boros konsumsi bahan bakar kendaraan.
Secara teoritis, ini benar karena mesin yang lebih besar akan menyedot lebih banyak bahan bakar dan udara dalam proses pembakarannya.
Namun, konsumsi bahan bakar kendaraan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk power-to-weight ratio (perbandingan tenaga maksimum mesin dengan bobot kendaraan).
Mesin dengan beban lebih ringan untuk membawa kendaraan cenderung lebih irit bahan bakar.
Sebagai contoh, sepeda motor A dengan tenaga 25 hp dan bobot 140 kg memiliki power-to-weight ratio yang lebih tinggi daripada sepeda motor B dengan tenaga 17 hp dan bobot yang sama.
Ini berarti sepeda motor A lebih hemat bahan bakar, meskipun memiliki mesin yang lebih besar.
Perbedaan Mesin Overbore dan Overstroke
Selain kapasitas mesin, penting juga untuk memahami karakteristik mesin. Mesin overbore memiliki bore (diameter piston) yang lebih besar daripada stroke (panjang langkah), sementara mesin overstroke memiliki stroke yang lebih besar daripada bore. Mesin square memiliki ukuran bore dan stroke yang hampir sama.
Mesin overbore cenderung menawarkan tenaga yang lebih tinggi dan dapat berputar pada putaran mesin yang lebih tinggi.
Mereka sering digunakan dalam motor sport. Mesin overstroke, di sisi lain, lebih fokus pada torsi dan tarikan pada putaran bawah, membuatnya cocok untuk penggunaan sehari-hari.
Ketahui karakteristik mesin kendaraan Anda, karena ini akan memengaruhi cara Anda mengendarainya dan bagaimana Anda memanfaatkan kapasitas mesinnya.